Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjelaskan saat ini rencana pengembangan proyek tol bawah laut (immersed tunnel) di Ibu Kota Nusantara (IKN) masih memasuki tahap desain.
Meski demikian, sebelumnya salah satu perusahaan infrastruktur pelat merah yakni PT Hutama Karya (Persero) telah menyatakan minatnya untuk mengajukan prakarsa atas proyek jumbo tersebut.
Menjawab hal itu, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja, menjelaskan hingga saat ini pihaknya belum mendengar kabar tersebut.
Namun, dia memastikan, bahwa rencana pembangunan proyek terowongan bawah laut pada salah satu ruas Tol di IKN tersebut masih masuk tahap detail engineering desaign (DED).
"Saya belum tahu, orang belum selesai desainnya. Mereka [Hutama Karya] bisa minat tapi kan begitu lihat angkanya bisa berubah pikiran karena mahal," kata Endra saat ditemui di Indonesia Arena, Minggu (3/12/2023).
Endra mengungkapkan biaya konstruksi terowongan bawah laut tidaklah murah. Dia menjelaskan, perkiraan kasar biaya konstruksi immersed tunnel per 1 kilometer (km) mencapai Rp4 triliun. Sementara itu, rencananya terowongan bawah laut tersebut memiliki total panjang mencapai 1,5 km.
Adapun, terkait skema pendanannya, Endra menyebut pembangunan proyek tersebut sementara akan menggunakan APBN.
"Ya itu sementara kan kita pakai APBN dan mungkin ada loan. Jadi kita belum tahu tuh skemanya seperti apa. Kita belum sampai situ, kan kita masih desain ya kalau desain kan kita masih ngomongin teknisnya, begitu nanti diputuskan baru kita cari ini uangnya dari mana," pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Operasi I Hutama Karya, Agung Fajarwanto, menjelaskan, pihaknya berencana melaksanakan pembangunan terowongan bawah laut di IKN.
"Kami sedang melakukan inisiasi studi untuk mengajukan prakarsa untuk membangun segmen tol yang salah satunya ada konstruksi immersed tunnel," tuturnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Agung memberikan gambaran total nilai konstruksi dari proyek terowongan bawah laut perdana di Indonesia tersebut diperkirakan mencapai Rp10 triliun. Sementara itu, total panjang terowongan yakni sekitar 2 kilometer (Km).
Sementara dari sisi pendanaan, manajemen HK juga masih belum bisa menyampaikan secara detail. Mengingat, saat ini sifatnya masih dalam tahap pematangan kelayakan studi.
"Kami pendanaan sedang mengupayakan. Kalau misalnya kami harus melakukan KPBU bagaimana nanti (pengembaliannya)? Apakah kalau pengembalian berdasarkan user tarif karena kalau secara bisnis kelayakannya nggak masuk," ujar Agung.