Bisnis.com, JAKARTA - Peluang bisnis logistik di Indonesia diperkirakan masih tetap cerah ke depannya. Meski demikian, ada beberapa tantangan yang dihadapi seperti biaya yang tinggi dan ketatnya persaingan.
Ketua Forum Transportasi Logistik Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Kyatmaja Lookman, mengatakan bahwa kue ekonomi dari bisnis logistik di Indonesia masih akan terus bertumbuh. Namun, kondisi itu diiringi oleh banyaknya pemain baru hingga memicu persaingan usaha yang makin ketat.
Apalagi, keterbukaan informasi dan konsumen yang semakin kritis semakin memperketat persaingan di industri logistik.
"Sebenarnya kita itu growth, cuma yang masuk lebih banyak, maka barrier to entry-nya turun dan persaingan semakin ketat," ujar Kyat dalam The 2nd Bisnis Indonesia Logistics Awards 2023, Selasa (28/11/2023).
Kyat menjelaskan, persaingan usaha logistik yang semakin ketat membuat pelaku usaha terbatas dalam melakukan penyesuaian harga. Terlebih, saat ini tidak sedikit pelaku usaha kecil dan menengah ikut terjun menjajal kue dari bisnis logistik.
"Karena akses sekarang terbuka untuk semua orang, bahkan UMKM," tuturnya.
Baca Juga
Oleh karena itu, dia mengusulkan agar pelaku industri logistik bisa terus melakukan inovasi dalam meningkatkan persaingan usaha dengan cara yang lebih sehat. Meskipun diakui bahwa saat ini komponen biaya logistik pun tengah melonjak juga menjadi tantangan bisnis di sektor tersebut.
Dia menyoroti upaya-upaya dalam hal kecepatan dan level pelayanan logistik untuk meningkatkan daya saing. Pasalnya, dia menilai persaingan usaha logistik di Indonesia selama ini masih cenderung tidak sehat alias dengan cara-cara melanggar.
"Ini jadi PR sebenarnya, lain ladang lain belalang kalau kita bicara di Jepang, bersaingnya lebih ke speed dan service level. Nah kalau kita kan bersaingnya itu siapa yang mengangkut lebih banyak. Ini perlu membangun kesadaran bersama," ucapnya.
Setali tiga uang, Direktur Prencanaan Bisnis PT Pertamina International Shipping, Wisnu M. Santoso, mengakui bahwa peluang mengembangkan usaha logistik masih ada meskipun dibayangi kondisi sulit seperti suku bunga yang tinggi dan nilai aset yang mahal.
Wisnu mengatakan, pelaku usaha logistik perlu jeli dan selektif untuk memilih peluang yang masih memiliki potensi untuk dikembangkan. Salah satunya dengan meningkatkan kreativitas dalam usaha.
Selain itu, pelaku usaha juga semestinya tetap mewaspadai risiko yang memungkinkan mengganggu pertumbuhan bisnis. Menurutnya, pertumbuhan usaha logistik yang prudent menjadi prioritas yang perlu dijaga di tengah ketidakpastian ekonomi.
"Saya lihat peluangnya sebetulnya ada, karena kuenya tumbuh," ungkapnya.