Bisnis.com, JAKARTA — Aktivitas bongkar muat di Terminal Peti Kemas, Pelabuhan Patimban tidak lama lagi akan riuh seiring dengan ketertarikan operator pelabuhan asal Uni Emirat Arab untuk mengelola terminal di Subang, Jawa Barat tersebut.
Abu Dhabi Port, entitas di bawah AD Port Group sebagai pengelola 10 pelabuhan internasional itu berniat untuk menambah portofolionya dalam industri logistik. Meski masih tahap negosiasi, langkah ini bakal memberi suntikan tenaga penting di Pelabuhan Patimban.
Belum lagi, PT Pelabuhan Patimban Internasional sebagai operator di pelabuhan itu sedang mencari mitra strategi untuk mendukung pengembangan terminal peti kemas. PPI menginginkan operator memiliki kemampuan dan kapasitas dalam pengelolaan pelabuhan internasional. Sekaligus memiliki jaringan global.
Bak gayung bersambut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai kembali dari UEA menyebutkan bahwa CEO Abu Dhabi Port Saif Al Mazrouei menyatakan minatnya dalam mengelola pelabuhan di pesisir Subang itu.
Ulasan tentang operator Pelabuhan Uni Emirat Arab yang menyatakan minatnya untuk mengelola Terminal Peti Kemas Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Senin (27/11/2023):
Setumpuk Pekerjaan Rumah Menanti COP28
Upaya menekan memanasnya suhu bumi, pendanaan bagi negara rentan yang terdampak perubahan iklim, hingga masa depan industri minyak dan gas bakal menjadi rentetan isu yang bakal dibahas dalam COP28 di Uni Emirat Arab mulai 30 November.
Perwakilan dari sekitar 197 negara akan berkumpul untuk menghadiri Conference of the Parties (COP) ke-28 di Dubai untuk membicarakan apakah mereka sudah dalam jalur yang benar untuk meraih tujuan Perjanjian Paris 2015.
Mereka juga akan membicarakan soal dana kerugian dan kerusakan yang telah disepakati pada COP tahun lalu. Pertemuan tahun ini harusnya sudah bisa menjawab siapa yang harus membayar dan siapa yang bisa mengakses pendanaan tersebut.
Sebuah laporan yang dipublikasikan oleh Badan energi Internasional (IEA) pada 23 November telah mengungkap bahwa produsen minyak dan gas dunia hanya berkontribusi 1 persen terhadap total investasi energi bersih. Laporan ini diungkap hanya sepekan sebelum pertemuan iklim tahunan dari PBB tahun ini.
Lawatan Budi Karya ke UEA membahas lebih lanjut tentang minat Abu Dhabi Port untuk mengelola Terminal Peti Kemas Pelabuhan Patimban. PPI telah menerima proposal penawaran kerja sama dari Abu Dhabi Port.
“Beberapa hal masih dinegosiasikan. Semoga dapat memberikan penawaran terbaik yang saling menguntungkan,” kata Budi Karya dalam keterangan resminya, Minggu (26/11/2023).
Dalam pertemuan tersebut, Budi Karya menyampaikan kepada pihak Abu Dhabi Port bahwa Pelabuhan Patimban menjadi pelabuhan rantai pasok pertama di Indonesia, yang terintegrasi dengan kawasan industri yang ada sekitar pelabuhan (hinterland).
Dia menuturkan, pemerintah Indonesia berkomitmen penuh untuk membuat keberadaan Pelabuhan Patimban dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat dan dapat meningkatkan daya saing bangsa.
Sejauh ini, pemerintah juga terus mengebut penyelesaian pengembangan Pelabuhan Patimban. Pembangunan fase 1 berupa terminal kendaraan berkapasitas 218.000 CBU dan terminal peti kemas berkapasitas 250.000 TEUs telah rampung.
Mengebut Proyek Raksasa Hulu Migas di Timur Indonesia
Kian sulitnya mengungkit produksi minyak dan gas bumi nasional tidak menyurutkan keinginan pemerintah untuk terus berusaha. Pemerintah bahkan lebih agresif lagi memacu optimalisasi potensi migas Tanah Air, termasuk di timur Indonesia.
Khusus di Indonesia bagian timur, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), setidaknya ada lima wilayah kerja yang terus didorong pemerintah untuk dioptimalkan pengelolaannya, seperti di wilayah kerja (WK) Seram, Buton, Timor, Aru, dan Warim.
Selain itu, pemerintah juga mendorong pengeboran sumur eksplorasi di kawasan lainnya, seperti sumur Riam-1 di Lapangan Walio Barat, Blok Kepala Burung, Kabupaten Sorong untuk mengoptimalkan potensi migas di Papua Barat.
Tak hanya itu, pemerintah juga terus mengejar revisi rencana pengembangan (plan of development/PoD) proyek gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) Abadi Blok Masela. Setelah operasi komersial (onstream) proyek Tangguh Train 3, pemerintah meminta pelaku usaha untuk menggenjot tiga proyek migas lainnya di wilayah paling timur Indonesia ini, yakni proyek Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) Ubadari, proyek penghiliran Blue Ammonia, dan proyek lapangan Asap-Kido-Merah.
Sepak Terjang Toto Sugiri Masuk Jajaran Elit Taipan Data Center
Nama Otto Toto Sugiri dikenal sebagai salah satu konglomerat Indonesia di sektor teknologi. Bahkan membuatnya dijuluki sebagai ‘Bill Gates Indonesia’ karena menjadi pelopor data center di Indonesia dan berkontribusi menumbuhkan ekonomi digital di Indonesia.
Nominal kekayaan konglomerat sering kali mengalami fluktuasi secara cepat. Sebab, angka kekayaan konglomerat sangat bergantung dengan aksi korporasi, raihan laba atau kinerja perseroan, hingga sentiment dari dalam dan luar negeri.
Misalnya saja, kekayaan Otto Toto Sugiri kini menembus US$2,8 miliar atau kurang lebih setara dengan Rp43,64 triliun. Kondisi tersebut didorong oleh menguatnya harga saham yang dikoleksinya, yakni PT Indointernet Tbk. (EDGE) dan PT DCI Indonesia Tbk. (DCII).
Mengutip data Forbes Real Time Billionares, kekayaan Otto Toto Sugiri menembus US$2,8 miliar atau setara Rp43,64 triliun per Sabtu (25/11/2023), padahal tiga hari sebelumnya kekayaan Otto tercatat sebesar US$2,2 miliar atau setara Rp34,26 triliun. Dua saham koleksi Otto melesat dalam seminggu perdagangan, bahkan EDGE memposisikan diri sebagai saham paling moncer dan berada di urutan teratas top gainers.
Selama sepekan perdagangan EDGE naik 92,55% dibandingkan posisi Jumat sebelumnya. Kenaikan signifikan ini membuat saham EDGE parkir di level Rp9.050 per saham. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp18,28 triliun.
Panen Raya Belanja Rumah Tangga
Mulai besok, Selasa (28/11/2023) hingga 10 Februari 2024, tahapan Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 memasuki fase kampanye. Masa-masa ketika beragam ajakan untuk memilih melalui berbagai media seperti baliho, poster, hingga bagi-bagi kaus demi melenggang meraih ke kursi kuasa.
Johan Budi Sapto Pribowo, mantan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi itu terpilih sebagai Anggota DPR dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VII mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, menyatakan bahwa tak murah untuk bisa melenggang menjadi wakil rakyat di Senayan. “Buat ukuran saya mahal. Apalagi dulu kampanyenya 6 bulan,” katanya kepada Bisnis dalam satu obrolan di ruang kerjanya, belum lama ini.
Satu faktor yang membuat ongkos kampanye terlihat mahal yakni dari sisi pengeluaran untuk membuat alat peraga kampanye (APK) seperti kaus, baliho, banner, spanduk, dan lain sebagainya. Belum lagi, biaya untuk membayar saksi saat penghitungan suara, juga menjadi tanggungan caleg.
Apalagi, caleg yang tinggal jauh dari dapil, harus mengeluarkan ongkos tambahan untuk biaya perjalanan. “Dulu yang saya laporkan ke KPU [Komisi Pemilihan Umum] untuk transportasi saja, sudah di atas Rp100 juta,” kata Johan Budi yang memulai karier di parlemen pada Pemilu 2019.
Pengeluaran oleh caleg dan partai politik (parpol) selama masa kampanye pemilu memberikan efek bagi ekonomi masyarakat. Berbagai aktivitas usaha yang terkait dengan kampanye politik, roda ekonominya bergerak kencang.