Bisnis.com, JAKARTA - PT Indika Energy Tbk. (INDY) masih terus melakukan diskusi mengenai rencana pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit 1
PLTU Cirebon-1 dioperasikan oleh PT Cirebon Electric Power (CEP). Berdiri pada 2007, CEP adalah konsorsium multi-nasional yang diperkuat nama-nama besar dalam industri energi dan infrastruktur Asia, yakni Marubeni Corporation, Indika Energy, Korean Midland Power (KOMIPO), dan Samtan Corporation.
“Masih diskusi-diskusi, ya,” kata Vice President Director dan Group CEO INDY Azis Armand saat ditemui usai acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2024, Kamis (23/11/2023).
Lebih lanjut, Azis juga belum dapat memastikan proyek pensiun dini PLTU Cirebon-1 mendapat pendanaan dari Just Energy Transition Partnership (JETP).
Namun, dirinya menyampaikan bahwa skema pensiun dini PLTU memang memerlukan dukungan pendanaan yang kuat.
“Semuanya pada akhirnya tergantung pada finansialnya juga, kalau dari kita. Kondisinya seperti apa itu yang harus kita diskusikan, tapi kalau sumber pendanaan dari JETP ya saya nggak bisa ngomong,” ujarnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut bahwa PLTU Cirebon-1 akan pensiun dini pada tahun ini.
Namun, Arifin tidak mengatakan secara spesifik kapan waktu untuk pensiun dini PLTU yang berada di Jawa Barat ini.
“Cirebon, karena kan yang paling memungkinkan [untuk pensiun dini],” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (10/11/2023).
Arifin menyebut, bahwa untuk dana yang dipakai untuk pensiun dini PLTU Cirebon-1 akan menggunakan dana dari Asian Development Bank (ADB) melalui skema Energy Transition Mechanism (ETM).
Proyek tersebut diketahui juga sudah masuk dalam draf dokumen investasi komprehensif atau Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) JETP.
Berdasarkan dokumen CIPP JETP, rencana pensiun dini PLTU berkapasitas 660 megawatt (MW) tersebut sedang dilakukan uji kelayakan. Kebutuhan pendanaan untuk menghentikan lebih cepat operasi PLTU yang dikembangkan oleh konsorsium sejumlah perusahaan diperkirakan mencapai sekitar US$250 juta – US$300 juta.