Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mentan Siapkan Rp5,8 Triliun Genjot Produksi Pangan, Ini Strateginya

Mentan Andi Amran Sulaiman akan menyiapkan Rp5,8 triliun untuk genjot produksi pangan khususnya beras dan jagung.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (25/10/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (25/10/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) akan menyiapkan Rp5,8 triliun untuk mendorong produksi pangan.

Dia menegaskan bahwa padi dan jagung akan menjadi komoditas utama yang akan didorong oleh pemerintah, nantinya anggaran tersebut akan digunakan untuk membagikan bibit unggul dan juga menyediakan alat mesin pertanian (Alsintan).

"Ini aku siapkan sampai Oktober-Maret anggaran sebesar Rp5,8 triliun. Khusus untuk [bibit] padi jagung saja dan juga alat mesin pertanian," katanya saat ditemui di Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Senin (20/11/2023).

Lebih lanjut, Amran juga melanjutkan bahwa terdapat dua strategi yang akan dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan di tengah siklus El Nino, yakni mempercepat masa tanam dan kedua membagikan bibit unggul gratis ke petani.

Oleh sebab itu, kata Amran, pemerintah telah memobilisasi petani agar melakukan tanam cepat atau tanam culik, yaitu menggunakan lahan sawah yang baru dipanen agar langsung ditanami komoditas kembali dengan harapan panen jadi lebih cepat.

"Kami harus siasati pertama dengan tanam cepat. Inshaallah lusa kami ke Jawa Timur tanam cepat. Panen langsung kita tanam siasati itu namanya tanam culik istilahnya di lapangan," imbuhnya.

Dia melanjutkan target produksi pada program tanam cepat ini diharapkan bisa menghasilkan beras mencapai 900 ribu ton. Sedangkan jika di bawah itu maka kemungkinan akan terjadi kekurangan kekurangan beras.

"Kalau 1 juta hektare minimal 900.000 itu cukup, kalau di bawah 700.000, apalagi 500.000 itu pasti kekurangan beras 3 bulan kemudian. Jadi kalau November tanam di bawah 1 juta hektare, di Januari akan kekurangan," katanya.

Selain itu, Amran juga menegaskan program tanam cepat ini dilakukan untuk menekan impor, bukan kembali membuat RI mencapai swasembada beras seperti pada 2017, 2019, dan 2020.

"Menekan impor di 2024 mudah-mudahan sudah produksi meningkat 2025, 2026 swasembada kembali," ujarnya.

Tak hanya itu itu, Amran melanjutkan untuk strategi memberikan bibit gratis kepada tanah persawahan, akan disampaikan terhadap sawah yang memiliki saluran irigasinya dengan perkiraan jumlahnya mencapai 1—1,5 juta hektare.

"Kedua adalah strategi kita seluruh tanah yang beririgasi di Indonesia mungkin 1—1,5 juta hektare kita memberikan insentif bibit benih gratis. Ini akan meningkatkan produksi. Jadi petani juga mau untuk melakukan tanam cepat," pungkas Amran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper