Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) tengah membahas keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) proyek chemical enhanced oil recovery (CEOR) untuk Lapangan Minas, Blok Rokan.
Rencana pengembangan itu menjadi bagian dari komitmen kerja pasti PHR dalam periode 5 tahun pertama sejak alih kelola Blok Rokan pada 9 Agustus 2021 dari Chevron. Dokumen pengembangan Lapangan Minas lewat metode pengurasan minyak tahap lanjut itu diterima SKK Migas pada Senin (13/11/2023).
“Dalam hal usulan PoD [plan of development] yang saat ini sedang berprogres, demikian juga proses internal Pertamina menuju FID terus dikerjakan,” kata Corporate Secretary PHR Rudi Ariffianto saat dikonfirmasi, Kamis (16/11/2023).
Rencananya, PHR bakal melakukan injeksi perdana surfaktan di Lapangan Minas sekitar akhir 2025 sesuai dengan tenggat komitmen kerja pasti. Ruang lingkup pekerjaan tahap 1 itu meliputi 37 sumur termasuk sumur produksi, injector, observasi, dan disposal dengan menerapkan konfigurasi sumur berpola 7 spot inverted irregular.
“Proyek Chemical EOR Stage-1 di Blok Rokan akan menjadi proyek skala komersial pertama yang bernilai sangat strategis, yang mana dari pelaksanaan proyek ini akan menjadi basis pengembangan yang lebih masif di WK Rokan,” kata Rudi.
CEOR merupakan metode yang diaplikasikan untuk meningkatkan produksi hidrokarbon dari reservoir minyak apabila metode primary recovery dan secondary recovery tidak efisien lagi untuk menguras minyak.
Baca Juga
Spesifiknya CEOR menguras minyak dengan menginjeksikan material atau fluida khusus dari luar reservoir, seperti energi mekanik, kimia dan termik.
Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah mengkaji rencana pengembangan teknologi CEOR PHR untuk Lapangan Minas, Blok Rokan tersebut.
“Butuh review beberapa hari lah setelah review nanti kita bikin pengantar ke Pak Menteri ESDM [Arifin Tafrif] untuk mendapatkan persetujuan,” kata Nanang saat ditemui di Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Nanang mengatakan, lembaganya masih melakukan kajian ihwal rencana investasi PHR tersebut. Dia berharap pengembangan lapangan lewat CEOR itu dapat dilakukan dengan pengembalian investasi yang menarik untuk menjaga keberlanjutan proyek.
Blok Rokan menjadi salah satu ladang minyak subur dengan cadangan paling besar yang pernah ditemukan di Indonesia. Saat ini Blok Rokan menyumbang 26 persen dari total produksi nasional. Blok yang memiliki luas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan dimana tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik, yaitu Duri, Minas dan Bekasap.
Cadangan minyak yang dimiliki Blok Rokan mencapai 500 juta hingga 1,5 miliar barrel of oil equivalent tanpa enhance oil recovery atau EOR.
Pertamina menargetkan pengembangan blok migas itu dapat dikerjakan lebih cepat dengan target produksi pada 2025 mendatang. Adapun, SKK Migas masih berupaya untuk mencari harga keekonomian yang lebih efisien untuk mengembangkan rencana EOR pada blok migas tersebut.