Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) resmi menerima rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) teknologi chemical enhanced oil recovery (EOR) dari PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf menuturkan lembagannya menerima dokumen pengembangan Blok Rokan lewat adopsi teknologi pengurasan minyak tahap lanjut itu pada Senin (13/11/2023) lalu.
“Usulan PoD untuk Chemical EOR baru dikirim Senin sore lalu,” kata Nanang saat dikonfirmasi, Rabu (15/11/2023).
Saat ini, kata Nanang, lembanganya masih melakukan evaluasi untuk rencana pengembangan yang disampaikan PHR tersebut.
“Saat ini sedang dalam review oleh tim Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja,” kata dia.
EOR merupakan metode yang diaplikasikan untuk meningkatkan produksi hidrokarbon dari reservoir minyak apabila metode primary recovery dan secondary recovery tidak efisien lagi untuk menguras minyak.
Baca Juga
Spesifiknya EOR menguras minyak dengan menginjeksikan material atau fluida khusus dari luar reservoir, seperti energi mekanik, kimia dan termik.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) tengah membuka peluang kerja sama untuk bisa mengembangkan chemical EOR yang akan digunakan untuk meningkatkan produksi di WK Rokan. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, sampai dengan proses alih kelola WK Rokan rampung, formula chemical EOR yang dimiliki oleh Chevron Pacific Indonesia tidak dapat dibuktikan sebagai bagian dari cost recovery.
Nicke menuturkan, sampai dengan saat ini Pertamina masih tetap melakukan pembicaraan untuk membuat kerja sama dengan Chevron Oronite yang merupakan anak usaha dari Chevron yang memegang formula chemical EOR.
“Kami tinggal berhitung saja mengenai keekonomian. Jadi masih terbuka untuk menggunakan itu. Namun, paralel karena kami melihat kami bisa juga buka dengan perusahaan-perusahaan lain yang memang berminat juga untuk proof of concept chemical EOR di Rokan ini, karena menarik sekali,” ujarnya.
Blok Rokan menjadi salah satu ladang minyak subur dengan cadangan paling besar yang pernah ditemukan di Indonesia. Saat ini Blok Rokan menyumbang 26 persen dari total produksi nasional. Blok yang memiliki luas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan dimana tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik, yaitu Duri, Minas dan Bekasap.
Cadangan minyak yang dimiliki Blok Rokan mencapai 500 juta hingga 1,5 miliar barel oil equivalent tanpa Enhance Oil Recovery atau EOR.
Pertamina menargetkan pengembangan blok Migas itu dapat dikerjakan lebih cepat dengan target produksi pada 2025 mendatang. Adapun SKK Migas masih berupaya untuk mencari harga keekonomian yang lebih efisien untuk mengembangkan rencana EOR pada blok Migas tersebut.