Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan EBT Masih Lambat, KESDM Beberkan Masalahnya

Kementerian ESDM menyampaikan terdapat beberapa tantangan dalam mengembangkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Teknisi melakukan pengecekan rutin pada proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). (Bisnis Indonesia/Rachman)
Teknisi melakukan pengecekan rutin pada proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). (Bisnis Indonesia/Rachman)

Bisnis.com, JAKARTA -  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan terdapat beberapa tantangan dalam mengembangkan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Indonesia.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan bahwa terdapat enam faktor utama yang menjadi tantangan pemerintah dalam mengembangkan EBT.

Jisman menyebut bahwa faktor pertama adalah permasalahan dalam dari sisi proyeksi kebutuhan dan produksi yang tidak sesuai dengan keekonomian dan isu kelebihan produksi (oversupply) listrik dalam negeri.

Kedua adalah sisi perizinan dimana perlunya berbagai perizinan mulai dari izin serifikasi dan konstruksi bendung, izin pengisian awal waduk, dan izin lingkungan.

“Rekomendasi PPKH dari gubernur, pemanfaatan air di kawasan konservasi, kawasan TRHS, persetujuan pemanfaatan jasa lingkungan paanas bumi, dan persetujuan lingkungan,” kata Yudo saat RDP dengan Komisi VII DPR di komplek parlemen Senayan, Rabu (15/11/2023).

Lalu, ketiga adalah dari sisi teknis yang menjadi tantangan bagi pemerintah karena sering terjadi kerusakan komponen akibat bencana seperti banjir, proses revitalisasi, dan proses izin padam listrik.

Keempat, terkait dengan tantangab di pembiayaan, dimana belum adanya mitra atau sponsor untuk proyek swasta dan sulitnya pendanaan oleh Engineering Procurement Construction (EPC) untuk proyek PLN dan anak usahanya.

Kemudian yang kelima, Yudo menyebut bahwa tantanganya adalah kondisi alam dan sosial yang diniai menjadi tantangan dalam mengembangkan EBT dalam negeri.

Terakhir, adanya pengadaan dan implementasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), keterlambatan penyusunan KKP dan keterlambatan proses pengadaan juga menjadi tantangan pengembangan EBT.

“Berlarutnya proses PJBL dan negosiasi PJBL. DPT yang masih belum tertarik melakukan penawaran, sehingga market sounding perlu terus dilakukan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukman Nur Hakim
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper