Bisnis.com, JAKARTA – Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) telah mendatangkan investasi senilai Rp52 triliun sejak ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur.
KEK Gresik yang merupakan proyek strategis nasional (PSN), di mana terdapat dua entitas di dalamnya, yaitu PT BKMS selaku pengembang dan pengelola kawasan industri (badan Usaha Pembangunan dan pengelola) merupakan usaha patungan antara PT Pelindo (Persero) dengan PT AKR Corporindo Tbk. dengan komposisi kepemilikan sebesar 40% dan 60%.
Satu entitas lainnya adalah PT BMS sebagai pengelola kawasan pelabuhan (badan usaha pelabuhan) dengan komposisi 60% dan 40%.
Sebelum 1 Oktober 2021, ketika empat perusahaan pengelola pelabuhan merger menjadi PT Pelindo (Persero), dua perusahaan tersebut merupakan afiliasi dari PT Pelindo III, sedangkan untuk kawasan residensial di kembangkan dan dikelola langsung oleh PT AKR Surabaya Land Corporindo.
Direktur HR dan Logistik PT BKMS Agung P. Guritno menuturkan, pemerintah menargetkan untuk investasi asing di JIIPE dapat mencapai sebesar US$16 miliar atau sekitar Rp250 triliun.
“Sejauh ini sejak ditetapkan sebagai KEK, investasi yang masuk ke JIIPE sudah mencapai sekitar Rp52 triliun dan akan terus mengalami peningkatan seiring dengan pengembangan kawasan,” terangnya melalui siaran pers, Jumat (10/11/2023).
Baca Juga
Agung optimistis target yang telah dipatok oleh pemerintah tersebut akan terpenuhi karena berbagai fasilitas yang diberikan pemerintah dan kawasan industri, terutama konektivitas anta wilayah di sekitar Gresik dan dengan pelabuhan.
Pencapaian target diawali dengan masuknya fasilitas pengolahan hasil tambang atau dikenal dengan istilah smelter yang dimiliki oleh PT Freeport Indonesia merupakan salah satu industri unggulan di JIIPE. Sebagai bagian dari program hilirisasi industri pemerintah, Freeport menjadi anchor tenant JIIPE dengan lahan seluas 100 hektare.
Sampai akhir Agustus 2023, direksi PT Freeport Indonesia menyampaikan kepada media bahwa pembangunan pabrik tersebut sudah mencapai 76%. Freeport bergegas mengejar permintaan Presiden Joko Widodo agar pabrik ini sudah beroperasi pada Mei 2024.
Pabrik smelter Freeport yang dibangun dengan investasi US$3 miliar merupakan salah satu dari 21 perusahaan yang telah bergabung di JIIPE. Semenjak JIIPE dikukuhkan sebagai kawasan ekonomi khusus, lima tenant besar telah bergabung dan diharapkan dapat memacu minat para investor asing selanjutnya untuk berinvestasi di KEK Gresik.
Dibangun sejak 2012, Kawasan Industri JIIPE resmi ditetapkan sebagai KEK melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 Tahun 2021 tertanggal 28 Juni 2021 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Gresik, dengan kegiatan usaha yang terdiri atas produksi dan pengolahan; logistik dan distribusi; riset, ekonomi digital, pengembangan teknologi; dan pengembangan energi dengan didukung industri 4.0.
Kawasan dengan luas total 3.000 hektare ini, terdiri atas pengembangan kawasan industri seluas 1.761 hektare dan pelabuhan seluas 406 hektare, di mana kedua area tersebut merupakan KEK dengan didukung kawasan residensial seluas 800 hektare.
Dengan berbagai klaster, yaitu metal, electronic, chemical, energy, support, dan logistic yang berorientasi ekspor, kawasan yang terintegrasi dengan pelabuhan laut dalam memiliki fasilitas dermaga multipurpose seluas 500X50 meter, dengan panjang dermaga 1.000 m dan didukung kedalaman laut hingga -14 LWS, pelabuhan JIIPE memiliki kemampuan untuk menampung kapal hingga 100.000 DWT.
Kawasan JIIPE tidak hanya terintegrasi dengan pelabuhan, tetapi juga adanya akses tol, yaitu Tol Surabaya-Manyar dan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) yang saat ini dalam tahap penyelesaian ruas Bunder-Manyar yang nantinya ruas Tol KLBM akan terintegrasi dengan Tol Trans Jawa dan memiliki akses langsung dari kawasan.
“Jarak JIIPE ke pintu Tol Surabaya-Manyar hanya tiga kilometer yang terhubung dengan jalan provinsi yang dikenal dengan jalan Daendels,” kata Direktur HR dan Logistik PT BKMS Agung P. Guritno, akhir Oktober lalu.
Pemerintah kabupaten dan provinsi telah menyelesaikan sebagian pelebaran jalan provinsi yang merupakan salah satu akses menuju JIIPE.
“Tinggal akses Tol Bunder-Manyar yang masih dalam tahap penyelesaian,” imbuh Agung.
Nantinya, proyek sepanjang 9,39 kilometer ini akan memiliki akses pintu tol langsung dari JIIPE. Tak hanya akses jalan dan berbagai infrastruktur seperti air, jaringan gas, dan listrik yang sudah dan sedang dibangun di JIIPE. Pemerintah pun memberikan berbagai fasilitas perpajakan dan perijinan satu atap melalui administrator KEK.