Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi RI Sulit Sentuh 7% untuk Capai Indonesia Emas 2045

Ekonom menilai Indonesia berpotgensi sulit mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7% untuk menggapai cita-cita menjadi atau high income country (HIC) pada 2045.
Warga beraktivitas dengan latar suasana gedung perkantoran di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 akan terjaga di level 5 persen, seiring dengan perkembangan yang positif. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga beraktivitas dengan latar suasana gedung perkantoran di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 akan terjaga di level 5 persen, seiring dengan perkembangan yang positif. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom melihat adanya potensi Indonesia sulit mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7% untuk menggapai cita-cita menjadi negara maju atau high income country (HIC) pada 2045. 

Merujuk dokumen milik Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Unieversitas Indonesia, White Paper bertajuk Dari LPEM bagi Indonesia: Agenda Ekonomi dan Masyarakat 2024-2029, tak ada negara yang mampu tumbuh hingga 7% usai masuk menjadi upper middle income country (UMIC). 

“Semakin berkembang perekonomian maka pertumbuhan ekonomi 5%- 7% sangat sulit dicapai, dengan skenario pertumbuhan yang berbeda-beda tiap-tiap periode maka Indonesia tidak akan mencapai HIC pada 2045,” ujar Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis UI Teguh Dartanto sebagai salah satu penulis White Paper, dikutip Selasa (7/11/2023).

Teguh menjelaskan, pengalaman negara lain di mana rata-rata pertumbuhan pendapatan sejak pertama kali melewati batas UMIC sampai 2022, adalah 6,7% di China, 2,18% di Thailand, 2,94% di Malaysia, 4,59% di Korea Selatan, dan 1,13% di Brasil.

Lebih lanjut, Teguh melihat kondisi sosial ekonomi Indonesia saat ini jauh berbeda dengan kondisi negara-negara lain ketika memiliki pendapatan per-kapita yang sama dengan Indonesia saat menjadi UMIC, yang per 2022 senilai US$4.580.

Sebagai contoh, PDB per kapita Korea Selatan pada 1988 yang senilai US$4.520 atau tumbuh sebesar 12%, Cina pada 2010 sebesar 10,6%. Negara tetangga yakni Malaysia pada 2004 mencapai 6,8% dan Thailand pada 2010 sebesar 7,5%. 

“Jauh di atas Indonesia yang hanya berkisar 5%,” kata Teguh.

Teguh juga menemukan bahwa kemajuan ekonomi negara-negara tersebut, kecuali Brasil, ditopang oleh sektor manufaktur di mana kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB sebesar 28% (Korea Selatan), 30% (Malaysia), 32% (China).

Sementara saat ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor manufaktur atau industri pengolahan memang menjadi yang utama, namun baru tercatat sebesar 18,32% pada 2022. 

Target Ekonomi Capres  

Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres/cawapres), yang akan bertarung di Pilpres 2024, telah mencanangkan target pertumbuhan ekonomi yang optimistis di atas 5% bahkan mencapai 7%. 

Angka tersebut sebagaimana upaya pemerintah untuk menjadi Indonesia Maju 2045 dengan syarat tersebut.

Pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka atau Prabowo-Gibran secara tersirat mendorong pertumbuhan ekonomi Tanah Air untuk mampu menuju 7%.

Pasangan lainnya, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, juga memberikan janji pertumbuhan ekonomi tanpa rentang angka, yakni tepat di 7%.

“Pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai 7%,” tulis dokumen Visi Misi Ganjar-Mahfud MD.

Berbeda dengan dua pasangan sebelumnya, Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar atau Anies-Cak Imin yang menjadi pendaftar pertama di KPU justru mematok pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah.  

“Mendorong efisiensi anggaran dengan memprioritaskan belanja produktif dan menekan belanja non produktif untuk menghasilkan ruang fiskal yang lebar dan pertumbuhan PDB rata-rata sebesar 5,5%- 6,5% per tahun [2025-2029],” tulisnya.  

Pemerintah melalui Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa juga melihat untuk periode 2025-2029 pertumbuhan harus mencapai 6% untuk tidak kehilangan momentum  mencapai Indonesia Emas 2045. 

“Kisaran pertumbuhan memang harus 5,6 persen - 6,1 persen itu prasyarat, itungan teknokratik. Kalau pertumbuhan ekonomi pada 2025-2029 itu nggak sampai di angka ini, kami khawatir cita-cita melepas middle income trap pada 2045 itu tidak tercapai,” katanya beberapa waktu lalu.

Dalam Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 setidaknya terdapat dua skenario. Pertama, jika rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 6 persen setiap tahunnya, Indonesia dapat melepas gelar middle income trap (MIT) pada 2041. 

Kedua, jika ekonomi dapat tumbuh 7 persen secara konsisten, Indonesia dapat mengakselerasi keluar dari MIT pada 2038. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper