Bisnis.com, JAKARTA - Produsen biskuit Oreo dan coklat Toblerone, Mondelez International Inc. menuturkan bahwa pihaknya akan menaikkan harga beberapa produknya tahun depan karena tekanan biaya dari kakao dan gula.
CEO Mondelez International Dirk Van de Put menuturkan bahwa kenaikan harga kakao dinilai sangat penting, sehingga perusahaan perlu melakukan kenaikan harga produk secara langsung.
Adapun, menurutnya, jika hanya melakukan penyesuaian melalui pengurangan ukuran produk, atau yang disebut shrinkflation, maka tidak akan menyelesaikan inflasi pada tahap ini.
Kontrak berjangka kakao di New York sendiri telah menguat lebih dari 50% pada 2023 dan diperdagangkan pada harga tertinggi sejak 1978 di tengah perkiraan panen yang buruk di negara penghasil kakao terbesar, Pantai Gading dan Ghana.
Sementara itu, kekhawatiran pasokan juga telah memicu lonjakan harga gula mentah, yang naik hampir 40% pada 2023.
"Meskipun biaya input kami sebagian besar tetap untuk tahun depan, kedua hal tersebut benar-benar menyebabkan kami harus menaikkan harga lagi," jelas kata Van de Put, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (7/11/2023).
Baca Juga
Dia juga menambahkan bahwa konsumen dapat menyerap kenaikan harga tertentu dan sedang mengubah perilaku pembelian. Hal ini termasuk dengan membeli kemasan snack multi-packs, yang memiliki harga per unit yang lebih rendah.
Mengutip laman resmi perusahaan Mondelez International pada Selasa (7/11) perusahaan ini adalah salah satu perusahaan makanan ringan terbesar di dunia dengan pendapatan bersih global sekitar US$31,5 miliar atau sekitar Rp490 triliun pada 2022.
Perusahaannya kemudian memegang posisi pertama dalam biskuit, yakni cookies dan crackers, dan posisi kedua dalam cokelat.
Mondelez beroperasi lebih dari 80 negara dan mempekerjakan sekitar 91.000 karyawan, salah satu pabrinya berlokasi di Indonesia.
Merek yang diproduksi dari Mondelez Indonesia, yang juga menjadi merek ikonik global adalah Oreo, keju KRAFT, Cadbury Dairy Milk, dan Toblerone serta Biskuat, yakni merek unggulan lokalnya.
Dikatakan bahwa pabrik biskuit milik perusahaan di Cikarang diklaim memiliki fasilitas manufaktur kelas dunia dan mengekspor ke lebih dari 40 negara.
Program Cocoa Life telah dimulai di Indonesia Sejak Oktober 2012, untuk membangun pasokan berkelanjutan dan komunitas kakao yang berkembang.