Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter berupaya mencari pendanaan dari sejumlah sumber dalam upaya penambahan dan peremajaan armada Kereta Rel Listrik atau KRL Jabodetabek.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan, pendanaan untuk penambahan dan peremajaan armada KRL akan berasal dari beberapa sumber. Salah satunya, suntikan dana dari induk usaha, yaitu PT Kereta Api Indonesia (Persero) sekitar Rp800 miliar.
Kemudian, perusahaan juga berupaya mencari pinjaman dari bank hingga Rp3,8 triliun. Dia mengatakan, pinjaman tersebut akan berasal dari bank Himbara atau bank pelat merah. Meski demikian, Anne tidak menyebutkan bank BUMN yang dimaksud.
“Pinjaman itu maksimal Rp3,6 triliun sampai Rp3,8 triliun, sesuai dengan aset kita," kata Anne di kantor KAI Commuter, Jakarta pada Senin (6/11/2023).
Selanjutnya, KAI Commuter juga akan mencari pendanaan melalui penyertaan modal negara (PMN) dan juga penyesuaian skema public service obligation atau PSO.
Dana tersebut akan digunakan, baik untuk peremajaan atau retrofit KRL existing maupun pembelian rangkaian kereta (trainset) baru melalui skema impor dan pengadaan dari PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka.
Baca Juga
KAI Commuter akan memulai proses retrofit 19 rangkaian kereta pada tahun ini. Anne mengatakan, kebutuhan dana untuk retrofit kereta-kereta tersebut adalah sekitar Rp2,23 triliun.
Selanjutnya, KAI Commuter dan Inka juga telah menyepakati kontrak pengadaan 16 trainset KRL dengan nilai Rp3,8 triliun yang akan dipenuhi mulai 2025 mendatang.
Selain itu, KAI Commuter juga akan mengimpor sebanyak 3 trainset baru dengan stamformasi 12 kereta atau gerbong. Dia mengatakan, KRL baru tersebut ditargetkan dapat beroperasi sekitar 2024-2025.
Meski demikian, Anne masih enggan menyebutkan negara asal trainset yang akan diimpor oleh perusahaan. Anne mengatakan, KAI Commuter juga tengah bernegosiasi dengan pihak produsen kereta terkait waktu pengiriman, besaran dana, dan lainnya.
“Saat ini masih proses pengadaan, nanti akan kami umumkan negara asal [impor kereta], jenis teknologinya setelah proses-prosesnya selesai,” kata Anne.