Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor dan Impor RI Anjlok pada Kuartal III/2023, Ini Penyebabnya

Ekspor dan impor Indonesia kuartal III/2023 mencatatkan kontraksi, masing-masing sebesar 4,26% dan 6,18% secara tahunan.
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia lewat kegiatan ekspor-impor menggunakan kapal. JIBI/Bisnis
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia lewat kegiatan ekspor-impor menggunakan kapal. JIBI/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor dan impor Indonesia mengalami penurunan pada kuartal III/2023.

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar menyampaikan bahwa ekspor dan impor Indonesia kuartal III/2023 mencatatkan kontraksi, masing-masing sebesar 4,26% dan 6,18% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Amalia menjelaskan ekspor mengalami kontraksi pada ekspor barang nonmigas seperti bahan bakar mineral, lemak, dan minyak hewan/nabati, dan mesin/peralatan listrik, serta ekspor migas, seperti gas alam, hasil minyak, dan minyak mentah.

“Sedangkan ekspor jasa tumbuh positif, seiring peningkatan jumlah wisman dan devisa masuk dari luar negeri,” katanya dalam Konferensi Pers, Senin (6/11/2023).

Amalia mengatakan perkembangan ekspor Indonesia dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi sejumlah negara mitra dagang utama, serta perlambatan kinerja perdagangan dan penurunan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global.

Dia mencontohkan pertumbuhan ekonomi China pada kuartal III/2023 melambat menjadi sebesar 4,9% dari 6,3% pada kuartal II/2023.

Demikian juga pertumbuhan ekonomi India yang mencapai 6,5% pada kuartal III/2023, melambat dari pertumbuhan 7,8% pada kuartal II/2023.

Sejalan dengan itu, harga komoditas unggulan Indonesia yang turun, tercermin dari misalnya harga batu bara yang turun sebesar 47,32% secara tahunan atau 21,31% secara bulanan.

Harga minyak kelapa sawit juga mengalami penurunan sebesar 27,15% secara tahunan meski masih meningkat 25,83% secara bulanan.

Secara keseluruhan, BPS mencatat perekonomian Indonesia pada kuartal III/2023 tumbuh sebesar 4,94% yoy, melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,17% yoy.

Berdasarkan komponen pengeluaran, konsumsi rumah tangga masih menjadi penyumbang utama pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2023.

Konsumsi rumah tangga pada periode tersebut tumbuh sebesar 5,06% yoy, tertinggi pada transportasi dan komunikasi, tercermin dari peningkatan penjualan sepeda motor dan penumpang angkutan rel, laut, dan udara, serta restoran dan hotel.

Di samping itu, penanaman modal tetap bruto (PMTB) tumbuh positif sebesar 5,77% yoy, terutama pada kelompok barang modal bangunan, kendaraan, CBR, dan produk kekayaan intelektual.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper