Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Beras Makin Mahal, BPS Ungkap Biang Keroknya!

Harga beras di tingkat penggilingan naik 3,31 persen (month-to-month/mtm) menjadi Rp13.128 per kilogram pada Oktober 2023.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perkembangan rata-rata harga beras di penggilingan, grosir, dan eceran pada Oktober 2023. Tercatat harga beras tertinggi terjadi di tingkat penggilingan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan, harga beras di tingkat penggilingan naik 3,31 persen (month-to-month/mtm) menjadi Rp13.128 per kilogram pada Oktober 2023.

“Harga beras di penggilingan pada Oktober 2023 meningkat 3,31% mtm dan 29,24% yoy,” kata Pudji dalam rilis BPS, Rabu (1/11/2023).

Harga beras di tingkat grosir juga dilaporkan naik menjadi Rp13.315 per kilogram atau 2,13% dari bulan sebelumnya, sedangkan secara yoy naik 21,64%.

Kenaikan harga juga terjadi di tingkat eceran. Pada Oktober 2023, harga beras di tingkat eceran naik menjadi Rp14.033 per kilogram atau 1,72 persen dari sebelumnya Rp13.799 per kilogram. Secara tahunan, harga beras di tingkat eceran naik 19,12%.

“Dengan demikian secara bulanan dan tahunan, kenaikan harga beras tertinggi terjadi di tingkat penggilingan,” ujarnya.

Sementara itu, harga gabah di tingkat petani tercatat naik pada Oktober 2023. BPS melaporkan, harga gabah kering panen (GKP) naik dari Rp6.514 per kilogram menjadi Rp6.851 per kilogram. Secara tahunan, harga GKP naik sebesar 27,95%.

Peningkatan harga juga terjadi pada gabah kering giling (GKG). Tercatat harga GKG di tingkat petani naik dari Rp7.386 per kilogram pada September 2023, menjadi Rp7.703 per kilogram.

“Untuk gabah kering giling juga meningkat, 4,29% mtm dan 30,77% yoy,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper