Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Janet Yellen Yakinkan Sikap AS ke China Tak Akan Sebabkan Perpecahan Global

Janet Yellen meyakinkan bahwa sikap AS terhadap China tidak menyebabkan perpecahan perekonomian global.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan delegasi pemerintah berkunjung ke Beijing, China untuk membahas bilateral AS-China./ Dok. Bloomberg.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan delegasi pemerintah berkunjung ke Beijing, China untuk membahas bilateral AS-China./ Dok. Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen berusaha untuk meyakinkan negara-negara Asia bahwa pendekatan AS terhadap China tidak akan menyebabkan perpecahan perekonomian global yang menjadi ‘bencana’, yang memaksa untuk memihak pada salah satu pihak. 

Dalam pidato menjelang KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik yang diselenggarakan di AS, San Francisco pada Kamis waktu setempat (2/11/2023), Yellen mengatakan bahwa AS tidak tertarik dengan dunia yang terpecah belah dan berbagai dampak buruknya. 

"Pemisahan ekonomi kita secara penuh, atau sebuah pendekatan di mana negara-negara termasuk negara-negara di Indo-Pasifik dipaksa untuk memihak, akan memiliki dampak negatif global yang signifikan," ucap Yellen, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (3/11). 

Adapun, ia mengungkapkan bahwa pemisahan penuh antara ekonomi AS dan China "sama sekali tidak praktis". Hal ini dikarenakan kompleksitas rantai pasokan Asia dan hubungan ekonomi yang mendalam di kawasan Indo-Pasifik dengan China.

Komentar Yellen sendiri bertujuan untuk meredakan kekhawatiran yang berkembang tentang fragmentasi geopolitik ekonomi global ke dalam faksi yang dipimpin oleh AS dan China.

Hal tersebut diucapkan lantaran seiring meningkatnya kontrol ekspor dan teknologi yang didorong oleh keamanan nasional antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Yellen sendiri menuturkan bahwa AS sedang mengejar de-risking dan diversifikasi pada hubungan ekonominya dengan China. 

Upaya dari Paman Sam tersebut dilakukan dengan berinvestasi di bidang manufaktur di dalam negeri dan memperkuat hubungan dengan sekutu dan mitra di seluruh dunia, termasuk negara-negara Indo-Pasifik.

Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan bahwa AS tidak akan berkompromi dengan tindakan-tindakan dalam keamanan nasional, melainkan bertujuan agar tindakan tersebut tetap sasaran dan bukan untuk menghambat pertumbuhan China. 

Di lain sisi, Gedung Putih ingin menjadwalkan pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden RRT Xi Jinping di sela-sela KTT ini.

Berdasarkan catatan Bisnissebelumnya Menteri Luar Negeri China Wang Yi menuturkan bahwa pertemuan antar kedua pemimpin negara tersebut dinilai tidak akan mulus. 

Wang menuturkan bahwa kedua negara akan bekerja sama untuk keberhasilan realisasi pertemuan tersebut. Kedua belah pihak juga akan berupaya meningkatkan hubungan dan berharap hubungan akan stabil sesegera mungkin. 

Biden dan Xi juga diketahui berbicara terakhir kali ketika bertemu di KTT G20 di Bali pada 2022. Adapun, kedua belah negara telah bekerja selama berbulan-bulan, untuk mengatur pertemuan Biden dan Xi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper