Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu Janet Yellen: Hubungan AS-China Kini Sudah Lebih Positif

Menkeu AS Janet Yellen mengungkapkan bahwa hubungan AS dan China telah berada di dalam kondisi yang lebih positif, setelah periode yang dianggap ‘berbahaya’.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan delegasi pemerintah berkunjung ke Beijing, China untuk membahas bilateral AS-China./ Dok. Bloomberg.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan delegasi pemerintah berkunjung ke Beijing, China untuk membahas bilateral AS-China./ Dok. Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengungkapkan bahwa hubungan AS dan China telah berada di dalam kondisi yang lebih positif, setelah periode yang dianggap ‘berbahaya’.

Adapun kondisi berbahaya yang dimaksud Yellen sendiri adalah ketika kontak dari antara pejabat senior dari dua negara hanya terjadi sedikit dalam dua tahun. 

“Dalam waktu kurang lebih dua tahun, hampir tidak ada kontak tingkat senior yang terjadi selama pandemi antara China dan Amerika Serikat, dan saya pikir itu adalah situasi yang berbahaya,” jelas Yellen dalam acara di Bloomberg di Washington, Kamis (27/10/23) waktu setempat. 

Diketahui bahwa kesenjangan tersebut berakhir ketika Presiden Joe Biden dan Xi Jinping bertemu di Bali, Indonesia pada KTT G20 tahun lalu. Sejak itu, beberapa sekretaris kabinet AS termasuk Yellen juga mengunjungi China. 

Kemudian, baru-baru ini, Menteri Luar Negeri China Wang Yi akan bertemu dengan Biden pada Jumat (27/10) dan adanya kemungkinan pertemuan bilateral antara Biden dan Xi pada bulan depan. 

“Kita perlu bekerja sama dalam mengatasi masalah global,” jelas Yellen, menuturkan permasalahan seperti penghapusan utang, perubahan iklim, dan lainnya. 

Yellen sendiri berkunjung ke China pada Juli 2023, menandakan kunjungannya yang pertama sebagai Menteri Keuangan. Pada kunjungan tersebut, Yellen membawa misi untuk menghidupkan kembali hubungan kedua negara, di tengah hubungan keduanya yang memburuk karena perselisihan di berbagai isu, seperti Taiwan dan teknologi. 

Ia sendiri juga mengadakan pembicaraan selama lima jam dengan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng di Beijing, yang menjadi perbincangan mendalam pertama antara pembuat kebijakan ekonomi tertinggi dari kedua negara untuk mengurangi ketegangan dalam hubungannya. 

Laut China Selatan

Di sisi lain, baru-baru ini Biden memperingatkan China bahwa AS terpaksa melakukan intervensi jika China menyerang kapal-kapal Filipina di Laut China Selatan. Hal tersebut Biden ungkapkan setelah adanya dua tabrakan yang terpisah di perairan yang disengketakan tersebut. 

"Setiap serangan terhadap pesawat terbang, kapal, atau angkatan bersenjata Filipina akan melanggar Perjanjian Pertahanan Bersama kami dengan Filipina,” jelas Biden, yang juga menegaskan komitmen pertahanan AS terhadap Filipina yang kuat, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (26/10/2023). 

Namun, pihak China menuturkan bahwa AS bukanlah pihak yang berkepentingan dalam Laut China Selatan. Oleh karena itu, AS tidak memiliki posisi untuk campur tangan dalam masalah antara China dan Filipina.

China sendiri telah berulang kali mendesak Filipina untuk menyingkirkan kapal BRP Sierra Madre tersebut, yang dikatakan ilegal dan dengan sengaja kandas di Second Thomas Shoal tersebut. 

"Komitmen pertahanan AS untuk Filipina tidak boleh merusak kedaulatan dan hak-hak maritim serta kepentingan China di Laut Cina Selatan, dan juga tidak boleh menggunakan komitmen tersebut untuk mendukung klaim ilegal Filipina," jelas  juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Mao Ning.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper