Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Utang Kereta Cepat, China Beri Bunga 3,8% Tenor Nambah Jadi 35 Tahun

China memberikan bunga 3,7% hingga 3,8% untuk utang Kereta Cepat Jakarta Bandung atau WHOOSH dengan tenor menjadi 35 tahun.
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) saat berada di Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023). Bisnis/Rachman
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) saat berada di Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan China disebut telah menyepakati besaran bunga pinjaman utang atas pembengkakan biaya (cost overrun) proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Kereta Cepat WHOOSH Indonesia dengan tenor bertambah panjang jadi 35 tahun.

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, Indonesia telah berhasil menegosiasikan besaran bunga pinjaman itu pada level di bawah 4%. Selain itu, Indonesia dan China juga telah menyepakati tenor pinjaman tersebut sepanjang 35 tahun dari yang awalnya 30 tahun.

Tiko menuturkan, bunga pinjaman tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan imbal hasil (yield) obligasi AS atau US Treasury. Tiko mengatakan saat ini imbal hasil US Treasury berada di level 5,25%.

“Untuk bunganya sekitar 3,7% sampai 3,8%. Jadi kita diberikan bunga khusus dan dengan tenor yang cukup panjang,” kata Tiko saat ditemui di Jakarta pada Rabu (1/11/2023).

Adapun, Indonesia dan China telah menyepakati besaran cost overrun kereta cepat sebesar US$1,2 miliar beberapa waktu lalu. Dari jumlah tersebut, China Development Bank (CDB) akan memberikan dana pinjaman sebesar US$560 juta atau sekitar Rp8,3 triliun dengan asumsi kurs Rp15.100 per dolar AS. 

Sebelumnya, Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menjelaskan, pembayaran untuk cost overrun Kereta Cepat akan dibagi sesuai dengan porsi kepemilikan saham dengan konsorsium Indonesia sebesar 60% dan konsorsium China sebesar 40%. 

Dengan demikian, konsorsium Indonesia akan membayar sekitar US$720 juta dan konsorsium China menanggung sekitar US$480 juta yang tersisa.  

Dwiyana menjelaskan, dari total cost overrun yang akan dibayarkan oleh konsorsium Indonesia, sebanyak 25% akan dibayar menggunakan dana dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pemimpin konsorsium.

“Kemudian, 75% itu dibayarkan menggunakan pinjaman yang telah disepakati dengan China Development Bank [CDB],” jelas Dwiyana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper