Bisnis.com, BADUNG - Pengusaha kelapa sawit membidik peningkatan ekspor crude palm oil (CPO) ke pasar China pada tahun depan. Rencana optimalisasi tersebut muncul akibat pelemahan permintaan minyak sawit dari China yang terjadi dalam beberapa waktu lalu.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono, mengatakan para pengusaha berencana mengoptimalkan kembali potensi ekspor ke Negeri Panda.
"China akan kita tingkatkan supaya balik lagi ke angka 8 juta [ton], karena sebelumnya terjadi penurunan," ujar Eddy kepada Bisnis di sela-sela Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2023 di Nusa Dua, Bali, Kamis (2/11/2023).
Selain China, Eddy mengatakan peningkatan ekspor produk sawit juga akan menyasar ke negara-negara mitra dagang pasar nontradisional. Di antaranya seperti negara-negara di kawasan Eropa Timur, Asia Tengah, dan Afrika.
"Kita akan genjot lagi," ucapnya.
Lebih lanjut, Eddy menuturkan bahwa ekspor saat ini sudah didominasi oleh produk sawit yang telah melalui proses penghiliran. Rata-rata produk olahan sawit tersebut dalam bentuk barang jadi maupun barang setengah jadi.
Baca Juga
Data Gapki pada 2022 mencatat ekspor CPO hanya 3,46 juta ton, sedangkan ekspor olahan CPO justru mencapai 24,4 juta ton. Adapun produk penghiliran yang mulai banyak diminati yakni olein dan oleokimia.
"Sekarang memang permintaan di produk CPO sudah kecil banget. Nah mereka [negara importir] sekarang [lebih minat] produk yang sudah di hilirisasi," ujarnya.