Bisnis.com, JAKARTA - Permintaan China dan nilai tukar Ringgit Malaysia disebut menjadi pemicu harga referensi minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) naik pada November 2023.
Harga referensi CPO untuk penetapan bea keluar (BK) dan pungutan ekspor (PE) periode 1-15 November 2023 ditetapkan sebesar US$748,93 per ton, melonjak US$8,26 atau 1,11% dari harga referensi pada periode 16 - 31 Oktober 2023.
Kenaikan itu membuat harga referensi CPO untuk dua pekan kedepan telah melampaui thereshold atau ambang batas US$680 per metrik ton. Dengan begitu, pemerintah mengenakan BK CPO sebesar US$18 per ton dan PE CPO sebesar US$ 75 per ton untuk periode 1—15 November 2023.
Adapun ketentuan penetapan BK periode dua pekan kedepan diatur dalam Kolom Angka 3 Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan No.39/PMK/0.10/2022 jo. No. 71/2023 sebesar US$ 18 per metrik ton. Sedangkan penetapan PE CPO merujuk pada Lampiran Huruf C Peraturan Menteri Keuangan No.103/PMK.05/2022 jo.154/PMK.05/2022 sebesar US$ 75 per ton.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Budi Santoso membeberkan sejumlah faktor yang mendorong kenaikan harga referensi CPO periode 1-15 November 2023. Salah satunya dipicu kenaikan permintaan CPO dari China.
"Selain itu juga disebabkan pelemahan mata uang Ringgit terhadap Dolar Amerika Serikat dan peningkatan harga minyak mentah dunia," kata Budi dalam keterangan resmi, Rabu (1/11/2023).
Baca Juga
Menyitir data Bloomberg, nilai tukar Ringgit terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pada 1 November 2023 ditutup melemah 0,17% menjadi MYR4.771 per Dolar AS. Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat bahwa Ringgit Malaysia melemah 7,23% secara year to date (ytd) terhadap Dolar AS.
Selain itu CPO, pemerintah menetapkan BK untuk minyak goreng (refined, bleached, and deodorized/RBD palm olein) dalam kemasan bermerek dan dikemas dengan berat netto ≤ 25 kilogram sebesar US$ 0 per metrik ton dengan penetapan merek sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan No. 1832/2023 tentang Daftar Merek Refined, Bleached, and Deodorized (RBD) Palm Olein dalam Kemasan Bermerek dan Dikemas dengan Berat Netto ≤ 25 kilogram.
Sementara itu, Budi menyebut bahwa harga referensi biji kakao periode November 2023 ditetapkan sebesar US$ 3.524,56 per ton. Harga referensi biji kakao pada bulan ini justru turun sebesar US$ 98,32 atau 2,71% dari bulan sebelumnya.
Melemahnya harga referensi biji kakao telah berdampak pada penurunan Harga Patokan Ekspor (HPE) biji kakao pada November 2023 menjadi US$ 3.211 per ton atau turun US$ 96 atau 2,89% dari periode sebelumnya.
Adapun penurunan harga referensi kakao tidak berdampak pada BK biji kakao, yang tetap sebesar 15% sesuai Kolom
4 Lampiran Huruf B pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 39/PMK/0.10/2022 jo. No.71/2023.
"Penurunan harga referensi dan HPE biji kakao dipengaruhi adanya penurunan stok biji kakao pada pelabuhan di wilayah Amerika Serikat ke level terendah selama empat bulan terakhir," kata Budi.