Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani indrawati mengungkapkan bahwa fenomena penurunan kinerja sektor manufaktur saat ini terjadi di hampir seluruh negara dunia, tak terkecuali Indonesia.
Sri Mulyani mengatakan, salah satu faktor penyebabnya adalah industri manufaktur yang kalah saing dengan sektor jasa yang berkembang sangat cepat.
“Hampir semua negara mengalami penurunan industri manufaktur, karena industri jasa memang berkembang sangat cepat sekali di era digitalisasi ini,” katanya dalam acara Kompas100 CEO Forum, Rabu (1/11/2023).
Sri Mulyani mengatakan, era digitalisasi mendorong banyak sektor berubah ke arah jasa atau services secara signifikan, yang sebelumnya sektor ini hanya dianggap bergerak di bidang keuangan dan perdagangan.
“Ini menyebabkan seolah-olah sektor jasa mengambil alih manufaktur, sementara manufaktur menjadi kecil,” jelasnya.
Selain itu, Sri Mulyani mengatakan bahwa peran digitalisasi juga mempengaruhi penciptaan lapangan kerja di sektor manufaktur.
Baca Juga
“Dari sisi penciptaan lapangan kerja, banyak manufaktur sekarang pakai robotik. Jadi memang peranan dari teknologi ini akan mempengaruhi struktur dari suatu industri,” katanya.
Menurutnya, untuk mendorong sektor manufaktur dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, dibutuhkan akselerasi dari sisi produktivitas.
Dia menambahkan, dari sisi fiskal, Kementerian Keuangan akan terus menggunakan berbagai instrumen, mulai dari pemberian insentif dari sisi perpajakan, juga dari sisi belanja, baik terkait SDM, infrastruktur, hingga memperbaiki birokrasi.
“Kalau kita bicara, tidak mungkin industri manufaktur dan bisa menjadi negara maju kalau negara itu produktivitasnya rendah, dari sisi ekonomi itu dihitung dengan yang biasa disebut total factor productivity, bagaimana setiap orang atau labor menghasilkan output yang lebih banyak, itu tadi apa pendidikannya, skill, efisiensi production-nya, maupun dr sisi bisa menciptakan nilai tambah di dalam negeri,” tutur Sri Mulyani.