Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar terhadap inflasi Oktober 2023 yang mencapai 2,56% secara tahunan atau (year-on-year/yoy).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan inflasi tahunan terbesar terjadi pada kelompok makanan minuman dan tembakau, yakni sebesar 5,41% dan memberikan andil 1,39% terhadap inflasi secara umum. Dari sisi komoditas, Pudji menyampaikan bahwa beras kembali memberikan andil inflasi terbesar, yakni 0,58%.
“Komoditas yang memberikan andil inflasi kelompok ini adalah beras dengan inflasi 0,58%, rokok kretek filter andil 0,19%, daging ayam ras andil 0,1%, bawang putih 0,07%, dan rokok putih andil 0,07%,” ujarnya dalam Rilis Berita Resmi Statistik, Rabu (1/1/2023).
Sementara itu, komoditas lainnya yang menjadi penyumbang inflasi secara tahunan pada bulan ini, yaitu biaya kontrak rumah dengan andil 0,1%, emas perhiasan andil 0,10%, dan biaya sewa rumah yang menyumbang andil 0,06%.
Di sisi lain, Pudji menyoroti komoditas beras yang kembal menyumbang inflasi sebesar 1,72%.
Dalam catatan BPS dari 90 kota yang dipantau, sebanyak 87 kota mengalami inflasi, dua kota deflasi beras, dan satu kota stabil. Secara tahun berjalan atau year-to-date (ytd), selama 2023, beras menyumbang inflasi terbesar, yaitu 0,49%.
Baca Juga
“Beras merupakan komoditas peyumbang inflasi terbesar selama tiga bulan berturut-turut sejak Agustus 2023,” jelasnya.
Selain secara tahunan, beras juga menyumbang inflasi secara bulanan atau (month-to-month/mtm). Beras memiliki andil 0,06% terhadap inflasi bulanan yang mencapai 0,17%.
Sebelumnya, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual memproyeksikan inflasi pada Oktober 2023 akan mencapai 2,55% secara tahunan atau (year-on-year/yoy).
Hal tersebut akibat harga pangan, di mana base effect dari kenaikan harga BBM sudah hilang, namun harga pangan memang naik secara bulanan.
“Secara tahunan semua bahan pangan naik harganya. Data PIHPS kenaikan harga beras lumayan, YTD [year-to-date] 16%,” katanya, Rabu (1/1/2023).