Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum mengetahui rencana pihak China bakal garap proyek perpanjangan Kereta Cepat Jakarta-Bandung hingga ke daerah Surabaya.
Hal ini dikatakan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal saat ditemui di groundbreaking proyek LRT Jakarta fase 1B Velodrome-Manggarai di Stasiun Velodrome, Jakarta pada Senin (30/10/2023).
Risal membantah adanya kabar terkait perpanjangan kereta cepat ke Surabaya yang telah disepakati antara Indonesia dan China. Dia mengatakan, saat ini proyek tersebut belum mencapai tahap pembicaraan terkait dengan investor yang terpilih untuk menggarapnya.
Adapun, dia juga mengaku belum mengetahui adanya penawaran bunga pinjaman untuk proyek Kereta Cepat Jakarta Surabaya tersebut.
"Belum ada omongan itu. Kalau ada penawaran [dari China] mungkin belum terinfo," kata Risal saat dikonfirmasi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, membeberkan bahwa rencana pembangunan proyek kereta cepat hingga Surabaya masih terus mengalami kemajuan.
Baca Juga
Teranyar, Luhut menyebut China telah menawarkan bunga utang yang jauh lebih murah untuk proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.
"Pak Jokowi mau kereta cepat Jakarta-Surabaya diterusin. Tadi saya dengar perjanjian dengan China juga jalan, malah bunganya jauh lebih murah daripada bunga yang ditawarkan banyak negara lainnya," ujar Luhut dalam unggahan video di akun media sosial Instagram miliknya @luhut.pandjaitan.
Luhut percaya diri bahwa proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal berjalan mulus seiring pengalaman Indonesia menyelesaikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh bersama China.
Dia pun menyebut, persoalan utama yang menjadi prioritas untuk diselesaikan dalam proyek angkutan massal itu adalah pembebasan tanah.
"Teknologi kita sudah buktikan dan kita sudah punya pengalaman. Kan masalah kunci pertama ini pembebasan tanah yang tidak jelas-jelas itu. Sekarang dengan kita punya pengalaman, we don't have a problem anymore," ujar Luhut.