Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos Garuda (GIIA) Beri Klarifikasi Soal Proyeksi Laba 2023 Rp6,3 Triliun

Direktur Utama Garuda Indonesia (GIAA) Irfan Setiaputra memberikan klarifikasi mengenai proyeksi kinerja laba perseroan pada 2023.
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia terparkir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (21/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia terparkir di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (21/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, TANGERANG — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) memberikan klarifikasi mengenai proyeksi kinerja laba pada 2023 dan juga tahun-tahun berikutnya.

Sempat beredar informasi bahwa Garuda Indonesia diproyeksikan meraup laba hingga US$399 juta atau setara Rp6,35 triliun (asumsi kurs jisdor Rp15.933) sampai dengan akhir 2023.

Selain itu, Garuda Indonesia juga diproyeksikan meraup laba beruntun seperti laba sebesar US$589 juta pada 2024, laba US$631 juta pada 2025, dan laba US$647 juta pada 2026.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, dirinya tidak mengetahui dari mana dan kapan informasi mengenai proyeksi laba tersebut beredar. Dirinya pun meminta agar setiap sumber yang diperoleh agar dikonfirmasi langsung ke manajemen.

“Jadi prognosa tahun ini saya belum bisa ngomong termasuk tahun-tahun ke depan,” ujar Irfan di ICE BSD Tangerang, Jumat (27/10/2023).

Dia pun menjelaskan saat proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU), Garuda Indonesia berjanji kepada para kreditur maskapai pelat merah tersebut dapat meraih catatan positif dalam kinerja keuangannya.

Meski demikian, dia belum bisa menyebutkan nilai laba yang diproyeksikan lantaran terdapat beberapa tantangan. Dia hanya menuturkan, nantinya proyeksi laba akan diinformasikan kepada para pemegang saham Garuda Indonesia.

Adapun, Garuda Indonesia membukukan pendapatan hingga US$1,39 miliar sepanjang semester I/2023, naik 58,84% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$878,69 juta.

Namun, Garuda Indonesia masih mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$76,5 juta sepanjang paruh pertama 2023. Berbalik dari laba sebesar US$3,76 miliar yang dicatatkan pada semester I/2022.

Laporan keuangan per semester I/2023 menunjukkan beban usaha Garuda Indonesia naik tipis 4,06% year-on-year menjadi US$1,26 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$1,21 miliar.

Di sisi lain, Garuda Indonesia juga mencatatkan rugi sebelum pajak sebesar US$109,56 juta sepanjang semester I/2023. Angka ini juga berbalik dari laba sebelum pajak sebesar US$4 miliar yang dicapai pada periode sama tahun lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper