Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Akan Batasi Ekspor Grafit, Produsen Baterai Korsel Langsung Borong

Perusahaan-perusahaan Korea Selatan bergegas membeli banyak grafit dari China sebelum pembatasan diberlakukan pada 1 Desember 2023.
Bijih grafit di Tambang Nouveau Monde Graphite Matawinie di Saint-Michel-des-Saints, Quebec, Kanada, 6 Oktober 2022./Bloomberg
Bijih grafit di Tambang Nouveau Monde Graphite Matawinie di Saint-Michel-des-Saints, Quebec, Kanada, 6 Oktober 2022./Bloomberg

Bisnis.comJAKARTA - Perusahaan-perusahaan Korea Selatan diketahui bergegas membeli banyak grafit dari China sebelum pembatasan kontrol ekspor bahan baterai listrik berlaku pada Desember 2023.

Mengutip Bloomberg, Kamis (27/10/23) Kementerian Perdagangan Korea Selatan awal pekan ini menuturkan bahwa pihaknya sedang mencari negara-negara Afrika termasuk Mozambik dan Tanzania, untuk mencegah potensi kekurangan bahan baku. Seperti diketahui, produsen baterai Korea Selatan sangat bergantung pada impor grafit.

Tak hanya itu, Kementerian juga mengungkapkan bahwa akan berusaha mempercepat pabrik grafit sintesis dalam negeri, yang dijadwalkan akan dibuka tahun depan. 

LG Energy Solution Ltd. diketahui bahwa mereka akan mencoba membeli lebih banyak grafit sesegera mungkin sebelum langkah pembatasan dari China diberlakukan. 

Selain itu, Posco Future M Co, pembuat elektroda baterai, juga melakukan upaya untuk mempertahankan tingkat persediaan yang tepat, sebelum tenggat waktu pada 1 Desember 2023.

Namun, kedua perusahaan mengatakan bahwa mereka tidak menganggap langkah China sebagai larangan ekspor, melainkan proses baru untuk mendapatkan persetujuan. 

Posco Future M sendiri masih memiliki  stok grafit yang cukup untuk bertahan 1,5 bulan, dan tindakan tersebut tidak akan berdampak pada produksi. Perusahaan juga menambahkan bahwa mereka berupaya untuk mendiversifikasi pasokan dengan berinvestasi pada hak penambangan di Tanzania. 

"Kami melihat penghentian produksi baterai bekas China tidak mungkin terjadi, tetapi dengan asumsi status quo tetap ada, produk grafit alam akan mengalami peningkatan hambatan administratif," jelas manajer portofolio di Terra Capital, yang memegang saham produsen grafit, Matthew Langsford.

Di sisi lain, Penambang grafit Australia Syrah Resources Ltd, yang memiliki tambang grafit di Mozambik dan fasilitas material anoda di AS, mengatakan kemungkinan akan ada lebih banyak pembelian inventaris oleh pembeli material non-China. Perusahaan tersebut memperkirakan bahwa ketidakpastian mengenai dampak dari pembatasan China akan berlanjut hingga 2024.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa negaranya akan menempatkan beberapa jenis grafit di bawah kontrol ekspor untuk menjaga keamanan nasional. 

Meskipun langkah-langkah tersebut tidak selalu berarti pengiriman akan dilarang, pengumuman tersebut mengejutkan para pembuat mobil listrik mengingat China menyumbang sekitar 60% dari kapasitas produksi grafit alami dunia, dan 90% untuk jenis sintetis.

Adapun, kontrol China terhadap grafit terjadi di tengah meningkatnya persaingan antara China dan AS untuk mendapatkan bahan-bahan penting bagi transisi energi dan sektor teknologi. Peraturan kontrol ekspor grafit terjadi beberapa hari setelah AS meningkatkan upaya mencegah chip canggih ke China. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper