Bisnis.com, JAKARTA - Langkah mengejutkan datang dari China dengan memperketat kontrol ekspor sejumlah kategori grafit yang menjadi bahan utama dalam baterai kendaraan listrik (EV), dengan alasan untuk menjaga keamanan dan kepentingan nasional.
Melansir Bloomberg, Jumat (20/10/2023), Kementerian perdagangan China menyatakan bahwa beberapa jenis grafit yang dianggap sensitif akan dikenakan kontrol ekspor yang disebut “barang penggunaan ganda” mulai 1 Desember 2023.
Analis material baterai KB Securities Co. James Lee mengatakan perkembangan terbaru dari China ini mengejutkan banyak pihak.
“China menggunakan kartu terakhir dan terkuatnya untuk bernegosiasi dengan AS, dalam hal regulasi industri kendaraan listrik,” jelas James.
Adapun, China merupakan sumber utama bahan mentah ini, dengan memiliki sekitar 60% kapasitas produksi grafit alami dan 90% untuk varietas sintetisnya.
Kepala Bidang Otomotif dan Rantai Pasokan di konsultan Intralink, Daniel Kollar menuturkan bahwa langkah tersebut pasti akan memengaruhi industri kendaraan listrik dan baterai, merujuk pada dominasi China dalam produksi bahan tersebut.
Baca Juga
"Ini juga tergantung sejauh mana Cina ingin memberikan tekanan pada industri asing," jelas Kollar.
Langkah dari China datang beberapa hari setelah Negeri Paman Sam meningkatkan upaya untuk mencegah masuknya chip canggih ke China, sebuah kampanye yang mencakup pembatasan penjualan prosesor yang dirancang khusus untuk pasar China.
Duta besar AS untuk China Nicholas Burns menuturkan bahwa langkah tersebut diperlukan untuk menutupi celah-celah.
Menurut kementerian perdagangan China, barang-barang grafit tersebut sudah tunduk pada perintah pengendalian ekspor sementara yang dimulai pada 2006.
Pada saat yang sama, China mengatakan akan menghapus kendali ekspor sementara pada kategori grafit yang kurang sensitif, yang digunakan dalam industri baja, metalurgi dan kimia.
Grafit sendiri adalah bahan penting dalam anoda baterai EV, terminal di dalam sel yang dapat diisi ulang. Produsen baterai dapat menggunakan grafit alami yang diekstraksi dari tambang untuk membuat anoda, atau bahan sintetis yang biasanya lebih mahal namun tahan lebih lama, dapat mengisi daya lebih cepat, dan meningkatkan keselamatan.
Sebagai catatan, Kementerian Perdagangan China mengatakan langkah tersebut merupakan penyesuaian normal dan tidak menargetkan negara atau wilayah tertentu, dan ekspor yang mematuhi peraturan yang relevan akan diizinkan.
Pada Agustus 2023 lalu, China juga membatasi dua logam kritis yakni galium dan germanium, untuk industri semikonduktor, telekomunikasi, dan kendaraan listrik. Ekspor kemudian dilanjutkan pada bulan berikutnya.