Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mencatat progres fisik pembangunan Bendungan Ameroro mencapai 87,15%.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Bendungan Ameroro dibidik rampung pada akhir tahun mendatang. Sementara itu, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku, dan pengendalian banjir.
Lebih lanjut, Menteri Basuki juga menjelaskan bahwa pembangunan bendungan tersebut diikuti oleh pembangunan jaringan irigasi yang diharapkan dapat mengairi air hingga ke sawah-sawah milik petani.
Dalam kunjungannya ke Provinsi Sulawesi Tenggara, Sabtu (21/10/2023), Menteri Basuki juga menegaskan terkait isu Bendungan Ameroro yang disebut longsor. Menurutnya, progress Bendungan Ameroro masih sesuai target dan akan segera dilakukan pengisian (impounding).
“Jadi bukan bendungannya roboh, tetapi itu bekas galian struktur sebelumnya. Nanti pada akhir November, Bendungan Ameroro akan diisi [impounding], supaya pada Desember bisa diresmikan,” jelas Menteri Basuki dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa (24/10/2023).
Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari Kementerian PUPR Agus Safari juga membenarkan Bendungan Ameroro akan segera melaksanakan impounding dan siap meningkatkan pemanfaatan irigasi.
Baca Juga
“Bendungan Ameroro diproyeksikan akan meningkatkan pemanfaatan irigasi seluas 3,363 hektare, melayani air baku di Kabupaten Konawe sebesar 511 liter per detik, dan mereduksi banjir hingga 443,34 meter kubik per detik,” kata Agus.
Memiliki kapasitas tampungan sebesar 98,81 juta meter kubik, Bendungan Ameroro dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dengan kapasitas 1,3 megawatt (MW).
Selain itu, Bendungan Ameroro juga menjadi salah satu potensi pariwisata di Kabupaten Konawe karena keindahannya.
Bendungan Ameroro mulai dikerjakan pada Desember 2020 dengan biaya APBN sebesar Rp1,6 triliun. Pembangunannya dilaksanakan dalam 2 paket pekerjaan, yakni Paket I oleh kontraktor PT Wijaya Karya - PT Sumber Cahaya Agung - PT Basuki Rahmanta Putra (KSO) dan Paket II PT Hutama Karya - PT Adhi Karya (KSO).