Bisnis.com, JAKARTA - McKinsey menilai penduduk kelas menengah di Asia Tenggara akan meningkat dua kali lipat pada 2030, dari 80 juta ke 160 juta penduduk.
Partner McKinsey & Company Yiping Goh mengatakan peningkatan ini tidak terlepas dari resesi ekonomi yang menyerang dunia pada akhir 2022 dan awal 2023.
Menurutnya, kondisi keuangan yang fluktuatif dan harga barang-barang yang makin mahal seakan memaksa masyarakat untuk lebih menghemat dan menabung.
“Sekarang orang-orang beralih dari sekedar rezeki, menghasilkan cukup uang bagi keluarga untuk membayar kebutuhan pokok, bertahan hidup, tetapi pada akhirnya benar-benar menabung,” ujar Yiping pada paparannya di Tech in Asia Conference, Kamis (19/10/2023).
Sebagaimana diketahui, pada akhir 2022 dan awal 2023 dunia tengah mengalami goncangan ekonomi. Laporan risiko global dari World Economic Forum (WEF) mengatakan negara-negara berkembang akan menghadapi tekanan ekonomi dan trade off lebih lanjut di 2023.
Alhasil, Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan sepertiga ekonomi dunia atau 43% negara di dunia akan mengalami resesi.
Baca Juga
Lebih lanjut, Yiping mengaku peningkatan kesadaran untuk menabung juga berbanding lurus dengan kesadaran masyarakat terkait investasi.
Investasi inipun berupa investasi dalam hal kesehatan ataupun kekayaan. “Semua itu sangat kondusif bagi perusahaan konsumen untuk terus berkembang,” ujar Yiping.
Yiping pun mengatakan beberapa tahun mendatang perekonomian akan kembali bangkit, daya beli membaik, dan banyak perusahaan baru muncul.
"Dan keberlanjutan adalah tujuan mereka, keuntungan mereka. Akan ada banyak perusahaan yang bisa kita investasikan dalam beberapa tahun ke depan. Dan ini akan menjadi peluang yang sangat bagus," ujar Yiping.
Sebelumnya, berdasarkan catatan Bisnis (8/9/2021), ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika mengatakan masyarakat kelas menengah Indonesia memiliki pendapatan perkapita yang sama dengan penduduk Malaysia.
“Sekitar 20% penduduk Indonesia tergolong berpendapatan menengah tinggi yang daya belinya besar. 50-60 juta (kelas menengah) ini pendapatan perkapitanya sama dengan penduduk Malaysia,” ujar Ahmad.