Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David Sumual meramalkan realisasi investasi pada kuartal III/2023 akan lebih besar dari kuartal sebelumnya yang mencapai Rp349,8 triliun.
David melihat laju investasi pada kuartal III/2023 masih akan ditopang oleh sektor hilirisasi utamanya industri logam.
“Seharusnya [investasi] bisa lebih kencang, kalau di semester 1 itu kan hampir Rp700 triliun. Di kuartal III/2023 banyak [investasi] turunan logam,” katanya, Rabu (18/10/2023).
Secara semesteran, David menyebutkan umumnya pada semester kedua realisasi investasi akan lebih kuat dari semester pertama.
Melihat data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), secara kumulatif data realisasi investasi sepanjang periode Januari – Juni (Semester I) 2023 mencapai Rp678,7 triliun atau meningkat sebesar 16,1% dibanding dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Realisasi tersebut juga berhasil menyerap 849.181 orang tenaga kerja Indoensia (TKI). Sementara capaian tersebut telah memenuhi 48,5% dari yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo sebesar Rp1.400 triliun.
Baca Juga
Di sisi lain, terlebih saat ini dihadapkan oleh momen politik yang membuat investor cenderung wait and see. Ditambah lagi dengan kondisi global yang semakin bergejolak. Hal tersebut mengancam target tersebut.
Meski demikian, David menyampaikan masih ada harapan untuk mencapai target tersebut dalam sisa bulan pada akhir 2023 ini.
“Tapi saya melihat masih ada peluang untuk tercapai, apalagi kalau liihat terakhir ini bannyak sekali yang merealisasikan terkait dengan dengan industri nikel atau baterai listrik,” lanjutnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia optimistis dan berjanji akan kembali menuntaskan target investasi pada tahun ini, sebagaimana tahun lalu yang melebihi target.
“Saya janji di depan kalian, insyaAllah dan mohon doanya target investasi ini saya akan tunaikan dengan baik untuk kepentingan rakyat, bangsa dan negara," tegasnya pada akhir Agustus lalu.
Secara rinci, capaian semester I/2023 terkumpul dari penanam modal asing (PMA) yang porsinya sebesar Rp363,3 triliun atau mencapai 53,5 persen. Sedangkan sisanya yakni sebesar Rp315,4 triliun atau 46,5 persen berasal dari penanam modal dalam negeri (PMDN).
Adapun, sejumlah negara yang dilaporkan menjadi penyumbang investasi terbesar di Indonesia yakni Singapura, China, Hongkong, Jepang, dan Amerika Serikat.
Usaha Jokowi Tawarkan Proyek IKN ke China
Sebagaimana dalam pemberitaan Bisnis, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun terus menawarkan sejumlah proyek infrastruktur kepada Negeri Tirai Bambu untuk berinvestasi di Indonesia.
Dalam lawatannya ke China pekan ini, Jokowi menawarkan proyek energi baru terbarukan dari tenaga surya dan energi hidro. Dirinya juga tak lupa menawarkan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Jokowi pun terus meyakinkan para investor bahwa Indonesia menjadi tujuan investasi yang tepat dan aman. Hal itu terbukti dari kinerja ekonomi Indonesia yang konsisten di atas 5 persen dalam tujuh kuartal terakhir sementara surplus neraca dagang bertahan dalam 41 bulan berturut.
"Jadi juga jangan sampai ada yang khawatir mengenai pemilu 2024 yang akan datang karena Indonesia juga sudah berpengalaman melakukan pemilihan umum secara langsung selama lima kali. So, you don’t need to worry, you just need to hurry,” imbuhnya.