Bisnis.com, SOLO - Pasar Tanah Abang menjadi sorotan setelah konflik TikTok Shop ditutup. Tak lama setelahnya, para pedagang di Tanah Abang kembali meminta pemerintah agar menutup Shopee dan Lazada.
Alasan mereka sederhana, sebab marketplace online membuat pasar Tanah Abang sepi dan membuat omset para pedagang menurun drastis.
Masalah pasar Tanah Abang yang mulai ditinggalkan pembeli ini menjadi salah satu bahasan menarik di media sosial.
Di Twitter dan TikTok, banyak netizen yang meminta pedagang Tanah Abang untuk instrospeksi diri ketimbang meminta banyak marketplace ditutup.
Pertama adalah soal media digital. Beberapa netizen menyarankan agar pedagang Tanah Abang dan penjual offline pada umumnya mulai juga merambah penjualan di marketplace.
Sebab, perilaku masyarakat kini sudah berubah. Hal tersebut sempat diungkapkan oleh Ketua Umum Indonesia Digital Empowerment Community (Idiec) Tesar Sandikapura
Baca Juga
Dengan kasus ini terjawablah sudah. Masalah penjualan offline tidak ada hubungannya dengan penjualan online karena perilaku masyarakat yang sudah berubah,” ujar Tesar kepada Bisnis, Jumat (13/10/2023).
Tarif Parkir yang Mahal
Selain itu, tarif parkir Pasar Tanah Abang yang mahal juga menjadi pertimbangan sendiri bagi masyarakat untuk membeli di lokasi tersebut.
Salah satu netizen di TikTok mengeluh parkir mobil yang mencapai Rp50 ribu. Itu belum termasuk harus membayar "Pak Ogah" di setiap tikungan sebanyak Rp2 ribu per orang.
Kemudian salah satu akun Facebook bernama Andreas Natawijaya malah mengatakan bahwa ada parkir liar yang menarik uang Rp35 ribu tanpa bisa ditawar.
"Nyobain ke tempat yang lagi viral (pasar t*nah ab*ng). Pas pertama mau parkir nyoba masuk. portal eh ternyata di dalam ada oknum yang narikin parkir liat (ditarik 35ribu, no tawar2) padahal udah bayar parkir resmi juga yang pakai tiket," tulisnya.