Bisnis.com, JAKARTA - Pelabuhan Cirebon, atau Pelabuhan Pelindo Regional 2 Cirebon, merupakan salah satu pelabuhan bongkar muat yang komoditas utama barangnya adalah batu bara.
Hal itu disampaikan oleh Bombom Cepi Nugraha selaku Manager Komersial dan Kepatuhan Bisnis Pelindo Regional 2 Cirebon, saat tim Jelajah Pelabuhan Bisnis Indonesia menyambangi Pelabuhan Cirebon.
“Untuk di Cirebon ini komoditas yang paling utama yaitu batu bara. Di mana setiap tahunnya, kami mengelola bongkar saja, tidak ada muat, karena kami di Cirebon tidak ada tambang batu bara,” kata Bombon kepada tim Jelajah Pelabuhan Bisnis Indonesia, Minggu (15/10/2023).
Bombom menyebut bahwa setiap batu bara yang dibongkar merupakan batu bara hasil kiriman dari Kalimantan dan Sumatra. Total, kiriman yang dihasilkan dari kedua pulau tersebut berada di kisaran 3,8 juta ton per tahunnya.
Batu bara tersebut kemudian didistribusikan ke tiga wilayah yang berada di Jawa Barat.
Pertama, batu bara tersebut di distribusikan ke wilayah kota Bandung.
“Di mana pabrik-pabrik yang garmen, yang tekstil dan lainnya banyak menggunakan bahan baku batu bara,” ujarnya.
Selain Bandung, batu bara tersebut juga dikirim ke wilayah Purwakarta. Sama dengan Bandung, beberapa industri di Purwakarta masih bergantung terhadap batu bara untuk bahan baku mereka.
Tempat ketiga adalah wilayah Kanci, atau sebelah timur dari Cirebon. Berbeda dengan Bandung dan Purwakarta, pendistribusian baru bara ke Kanci digunakan untuk pembangkit listrik.
Namun, Bombom mengatakan bahwa arus masuk batu bara ke Pelabuhan Cirebon tidak mengalami kenaikan signifikan, bahkan cenderung stagnan pasca-pandemi Covid-19.
Bombom menuturkan bahwa alasan utamanya karena pabrik yang biasanya mengonsumsi batu bara cenderung mengurangi produksi, imbas adanya masalah geopolitik yang terjadi.
“Jadi di tahun ini untuk baru bara sendiri masih stagnan. Peningkatan ada, tapi nggak besar. Biasanya bisa 10%, tapi ini dibawah 5% [meningkatnya],” tutur Bombom.
Perlu diketahui, selain batu bara dan minerba lainnya, Pelabuhan Cirebon masih melayani curah cair (CPO minyak, aspal cair), barang kargo pembangunan, hingga bahan pangan.
Bisnis Indonesia Group kembali menggelar program Jelajah Pelabuhan 2023 sedari tanggal 13 Oktober hingga 24 Oktober 2023.
Reportase kali ini mengangkat tema “Membangun Ekosistem Pelabuhan Terintegrasi dengan Tujuan Efisiensi" dengan tujuan memotret langsung geliat industri di Tanah Air, terutama pada sektor kepelabuhan dan logistik.
Pada tahun ketiganya, Bisnis Indonesia Group menerjunkan dua tim langsung ke lapangan dengan tujuan berlawanan.
Tim darat mengaspal di sepanjang Pulau Jawa, melaporkan kondisi nyata aktivitas pelabuhan baik di Tanjung Priok Jakarta, Patimban di Subang, Pelabuhan Cirebon, Tanjung Mas di Semarang hingga Tanjung Perak, Surabaya.
Kemudian, tim udara terbang keluar dari Pulau Jawa menuju Batam, Provinsi Kepulauan Riau di Pulau Sumatra. Tim kedua bertugas memotret aktivitas pelabuhan sekitar hingga kawasan industri di wilayah tersebut.