Bisnis.com, SURABAYA - Arus peti kemas di Terminal Teluk Lamong mengalami peningkatan seiring dilakukannya pemangkasan waktu tunggu sandar kapal.
Terminal Teluk Lamong (TTL) merupakan terminal multiguna milik PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) yang terletak di antara dua pelabuhan, yaitu Pelabuhan Gresik dan Pelabuhan Tanjung Perak.
Tim Jelajah Pelabuhan Bisnis Indonesia berkesempatan mengunjungi Terminal Teluk Lamong guna melihat aktivitas secara langsung di terminal multiguna ini.
Berdasarkan pantauan Tim Jelajah Pelabuhan ke Terminal Teluk Lamong, aktivitas bongkar muat di dermaga nampak sepi karena belum datangnya kapal pengakut box pada saat tim menyambangi dermaga. Namun, di tempat penumpukan box tampak adanya keramain dari truk kontainer yang menbawa box untuk ditaruh pada tempat penumpukan box di Terminal Teluk Lamong.
Tidak adanya antrean pada saat aktivitas pengangkutan box dikarenakan sistem booking online yang diterapkan oleh pihak TTL sehingga truk yang datang hanya yang sudah melakukan konfirmasi.
Dalam pengoperasian aktvitas bongkar muat dari pengangkatan box hingga masuk ke kapal pengangkut, semua dilakukan dengan mesin otomatis. Hal ini dilakukan karena TTL merupakan terminal peti kemas yang mengedepankan smart and green port dalam setiap operasional aktivitas bongkar muat.
Baca Juga
TTL terus melalukan transformasi sesuai dengan arahan perusahaan induk mereka dalam membangun ekosistem pelabuhan yang efisien.
Direktur Keuangan, SDM dan Umum TTL Budi Satriyo mengatakan bahwa pihaknya melakukan transformasi salah satunya dengan memangkas waktu tunggu sandar kapal untuk layanan domestik.
Budi menyebut bahwa untuk layanan domestik biasanya perlu waktu tunggu kapal sekitar 6 hingga 7 jam. Hal ini disebabkan karena adanya arus keluar dan masuk yang terjadi ketika kapal ingin masuk ke dermaga TTL.
Dengan adanya transformasi ini, Budi menyampaikan bahwa kapal pada layanan domestik tidak perlu lagi menunggu lama untuk masuk ke dermaga. Penanganan ini juga merupakan hasil kerja sama antara TTL dengan Pelindo Marine Service bersama dengan petugas pandu Terminal Teluk Lamong.
“Kalau yang sebelumnya kita 6-7 jam menunggu arus, sekarang kendala sudah kita atasi, sekarang tidak ada lagi kendala menunggu arus naik untuk menyandarkan dan mengeluarkan kapal,” kata Budi kepada Tim Jelajah Pelabuhan, Rabu (18/10/2023).
Dengan adanya transformasi ini, Budi mengatakan bahwa dampaknya cukup signifikan bagi pihak TTL. Peniadaan waktu tunggu membuat arus masuknya kapal ke dermaga meningkat dari sebelumnya.
“Sebelumnya di dermaga domestik per bulan hanya terdapat 80-90 kapal, saat ini bisa sampai 100 kapal untuk kegiatannya,” ujarnya.
Selain transformasi operasional untuk mengefisiensikan biaya kepelabuhan, Budi menyampaikan bahwa saat ini pihaknya juga menambah empat layanan rute baru dalam sektor aktivitas bongkar muat. Pada akhir 2023, pihak TTL juga akan membuka satu layanan rute baru lagi dalam aktivitas bongkar muat.
Dengan adanya penambahan ini, Budi menyebut bahwa terdapat kenaikan dalam arus peti kemas yang berada di Terminal Teluk Lamong.
“Sampai saat ini kita naik sebanyak 3% dari tahun kemarin atau secara secara tahunan,” ucap Budi.
Terminal Teluk Lamong mencatat sampai dengan September 2023, arus peti kemas luar negeri berada di angka 160.587 box dan 225.116 TEUs. Angka ini sedikit turun dari realisasi September 2022 yang berada di angka 176.131 box dan 253.701 TEUs
Kemudian, untuk arus peti kemas dalam negeri, TTL mencatat sampai dengan September 2023, terdapat 350.106 box dan 385.484 TEUs. Angka ini mengalami kenaikan dibanding September tahun lalu yang berada di angka 309.373 box dan 341.603 TEUs.
Total arus peti kemas di Terminal Teluk Lamong sampai September 2023 berada diangka 510.693 box dan 610.600 TEUs.