Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah terus mendorong langkah strategis untuk percepatan perekonomian dan penekanan biaya logistik di pelabuhan dengan menghidupkan kembali atau reaktivasi jalur kereta api pelabuhan.
Salah satu jalur yang masih dalam reaktivasi adalah jalur kereta api dari Terminal Peti Kemas Semarang milik Pelindo di Pelabuhan Tanjung Emas ke Stasiun Semarang Tawang.
General Manager Terminal Peti Kemas (TPK) Semarang I Nyoman Sudhiarta mengatakan bahwa progres reaktivasi jalur kereta ini sudah hampir rampung atau berada di angka 90%.
Pihaknya, kata Nyoman, juga sudah intens berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak PT KAI dan KAI Logistik (KA Log) terkait rancangan ini. Bahkan, pihak dari TPK Semarang sudah membuat sebuah standar operasional prosedur (SOP) untuk jalur kereta ini.
“Kapanpun kita mungkin akan dicanangkan oleh pemerintah, baik Dirjen KAI atau dari kementerian untuk menjalankan aktivasi yang sudah dilakukan di Semarang, kami siap,” kata Nyoman kepada tim Jelajah Pelabuhan Bisnis Indonesia, dikutip Selasa (17/10/2023).
Tidak hanya dari segi operasional, TPK Semarang juga terus melalukan sosialisasi terhadap pelaku usaha peti kemas bahwa akan ada jalur baru lewat kereta api untuk mendistribusikan logistik.
Baca Juga
TPK Semarang terus mengajak pihak KAI dalam sosiliasi ini guna memberikan gambaran awal kepada pengguna jasa peti kemas.
“Secara umum temen-temen pelaku usaha menyambut baik kereta api masuk ke terminal,” ujar Nyoman.
Namun, kata Nyoman, masih ada tantangan yang harus dihadapi oleh pihak KAI dalam mencari pasar untuk menggunakan jasa mereka. Terlebih, saat ini, para pelaku usaha cenderung masih banyak yang menggunakan jalur darat dengan truk dibandingkan dengan jalur kereta api.
“Cuma tantangannya itu seberapa mampu dan agresif mereka [KAI] mencari market dan seberapa mampu mereka bisa bersaing dengan trucking yang selama ini dominan,” ucapnya.
Adapun, rencana reaktivasi jalur kereta api di TPK Semarang sudah dilakukan sejak 2022 dan ditargetkan bisa beroperasi pada 2024.
Dalam pembahasan pola operasional antara pihak Pelindo, KAI, dan Bea Cukai yang berlangsung pada bulan lalu, imbuh Nyomah, ada beberapa poin yang harus disoroti sebelum beroperasinya rel kereta TPK Semarang ke Semarang Tawang.
Beberapa hal yang dibahas, antara lain mengenai perlunya adanya fasilitas CCTV pada pintu perlintasan kereta, perlu adanya pemisahan antara peti kemas domestik dan impor, serta penjadwalan kereta yang harus disesuaikan dengan peak hour dari peti kemas.