Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menaksir perang antara pejuang Palestina, Hamas, dengan Israel yang berlangsung sepekan belakangan akan mempengaruhi kondisi ekonomi dunia, khususnya di sektor energi seperti harga BBM.
Orang nomor satu di Indonesia itu mengatakan bahwa harga energi akan terdongkrak naik lantaran konflik yang sudah terjadi sejak 1947 atau memakan waktu 76 tahun tersebut.
Menurutnya, jika perang yang terjadi di Ukraina dan Rusia mempengaruhi kondisi pangan dunia khususnya harga gandum, maka perang di Hamas vs Israel akan berdampak terhadap harga energi seperti bensin.
“Jangan dipikir perang seperti itu tidak mempengaruhi kita, sangat mempengaruhi. Harga pangan itu menjadi naik gara-gara perang di Ukraina, ini nanti harga energi bisa naik karena perang Palestina-Israel, harga energi itu artinya bensin, pertamax, pertalite,” ujar Jokowi ketika memberikan pidato dalam cara Rakernas VI Projo diIndonesia Arena GBK, Jakarta Pusat, Sabtu (14/10/2023).
Sebagai informasi, dampak dari konflik Palestina—Israel memang sudah mempengaruhi harga minyak dunia. Dua hari setelah perang pecah, Senin (9/10/2023), harga minyak langsung melonjak 4%.
Minyak mentah Brent ditutup di harga U$3,57 atau naik sebesar 4,2%, lebih tinggi pada US$88,15 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) pun ditutup pada US$ 86,38 per barel atau mengalami kenaikan hingga US$ 3,59 atau 4,3%. Pada sesi tertingginya, kedua tolok ukur tersebut melonjak lebih dari US$4,atau lebih dari 5%.
Baca Juga
Padahal sebelum perang pecah, pekan lalu Brent turun sekitar 11% dan WTI turun lebih dari 8%, penurunan mingguan terbesar sejak Maret, karena suramnya prospek ekonomi makro yang meningkatkan kekhawatiran terhadap permintaan global.
Kendati demikian, harga minyak mentah dunia kompak dibuka melemah pada perdagangan Kamis (12/10/2023) melanjutkan penurunan dua hari beruntun. Hari ini harga minyak mentah WTI dibuka melemah 0,35% di posisi US$83,2 per barel, begitu juga dengan minyak mentah brent dibuka jatuh 0,34% ke posisi US$85,53 per barel.
Sementara, pada perdagangan Rabu (11/10/2023), minyak WTI ditutup anjlok 2,88% ke posisi US$83,49 per barel, begitu juga dengan harga minyak brent ditutup turun 2,09% ke posisi US$85,82 per barel.