Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti-wanti ihwal kemungkinan harga bahan bakar minyak (BBM) domestik kembali mengalami kenaikan di tengah perang Israel dan kelompok milisi Hamas Palestina saat ini.
Kemungkinan itu disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ke-6 Projo di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Sabtu (14/10/2023).
“Ini nanti harga energi bisa naik karena perang Palestina-Israel, harga energi itu artinya bensin, pertamax, pertalite, saya tidak ingin menakut-nakuti tetapi bisa kejadian,” kata Jokowi.
Dia beralasan perang itu bakal ikut mendorong naik sentimen harga minyak mentah dunia saat ini. Apalagi belakangan, negara-negara produsen minyak besar seperti Rusia dan Arab Saudi menahan produksi dan kuota ekpsor mereka hingga akhir tahun ini.
Di sisi lain, stok minyak mentah dunia relatif turun menjelang akhir 2023. Ihwal stok minyak, Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat memperkirakan proyeksi penurunan stok minyak dunia sebesar 0,6 juta bph pada Triwulan III 2023 dan 0,2 juta bph pada Triwulan IV 2023.
EIA melaporkan stok minyak mentah komersial Amerika Serikat mengalami penurunan 6,6 juta barrel pada akhir September 2023 menjadi sebesar 421,7 Juta barel dibandingkan akhir Agustus 2023.
Baca Juga
“Kalau perang tidak selesai pasti harga BBM global pasti akan naik,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, harga minyak mentah di West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati US$83 per barel setelah turun pada hari Rabu (11/10/2023), menyusul laporan New York Times bahwa intelijen AS menunjukkan bahwa Iran terkejut dengan serangan Hamas terhadap Israel.
Mengutip Bloomberg, Kamis (12/10/2023), harga WTI untuk pengiriman November turun 0,3 persen menjadi US$83,23 per barel pada pukul 07.14 pagi waktu Singapura, sementara harga minyak Brent untuk pengiriman Desember ditutup 2,1 persen lebih rendah pada US$85,82 per barel.
Hal ini dapat mengurangi kemungkinan sanksi tambahan terhadap minyak Iran dan membantu mencegah negara tersebut dan proksi di seluruh Timur Tengah untuk terlibat dalam konflik.
Sementara itu, American Petroleum Institute yang didanai oleh industri melaporkan peningkatan besar dalam persediaan, menurut orang-orang yang mengetahui data tersebut.
Namun, persediaan di Cushing, Oklahoma - titik pengiriman untuk WTI - terlihat kembali turun menuju level yang sangat rendah setelah kenaikan kecil minggu lalu. Data resmi akan dirilis pada hari ini, begitu juga dengan laporan pasar minyak bulanan dari OPEC dan Badan Energi Internasional.