Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mematangkan pengadaan barang dan jasa di industri hulu migas melalui Indonesian Oil and Gas e-Commerce (IOG e-Commerce).
Transformasi ini diharapkan dapat mendukung peningkatan produksi hulu migas serta penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang menciptakan multiplier effect bagi para pelaku usaha lokal.
Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai SKK Migas Eka Bhayu Setta mengatakan, lembaganya bekerjasama dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk membangun platform tersebut.
“Bagi industri hulu migas, IOG e-Commerce bisa mempercepat proses transaksi dan memperluas sumber informasi produk. Bagi vendor, dengan transformasi digital ini akan semakin memperluas pangsa pasar mereka,” kata Eka saat media briefing di BSD, Rabu (11/10/2023).
IOG e-Commerce menampilkan produk-produk unggulan dari para penyedia barang dan jasa yang telah bekerja sama dengan KKKS, terdaftar di CIVD (Centralized Integrated Vendor Database), serta APDN (Apresiasi Produk Dalam Negeri).
Saat ini, terdapat 30 perusahaan dan 1.400 produk yang telah terdaftar dalam IOG e-Commerce. Selanjutnya, SKK Migas akan berkolaborasi dengan industri perbankan untuk menghadirkan layanan pembayaran dan pembiayaan jangka pendek.
Baca Juga
Berdasarkan data pengadaan 2023, total ada 5.153 purchase order dengan nilai mencapai US$81,25 juta atau setara dengan Rp1,27 triliun. Untuk target jangka pendek di 2024, Eka melanjutkan SKK Migas berharap bisa merangkul 725 perusahaan untuk masuk dalam ekosistem IOG e-Commerce.
“Selain itu, juga diharapkan ada 4.398 jenis produk yang masuk di IOG e-Commerce tahun depan,” kata Eka.
Vice President SCM Kangean Energi Indonesia Darmawan Widhihatmoko sekaligus tim pengembangan IOG e-Commerce menyampaikan sejumlah keunggulan yang akan diperoleh KKKS saat menggunakan layanan ini. Mulai dari penyederhanaan transaksi, penguatan basis data harga komoditas, serta kewajiban penggunaan produk dalam negeri. KKKS juga bisa melakukan perbandingan harga dengan mudah untuk mendapatkan penawaran terbaik.
“Dalam fitur produk, akan menampilkan seberapa besar TKDN dari barang yang dijual serta bisa menampilkan sertifikat TKDN. Lalu yang membedakan IOG e-Commerce dengan e-commerce lainnya adalah pembayaran dibelakang setelah barang diterima dan sesuai dengan PO,” kata Darmawan.
Sementara itu, Procurement Delivery Senior Manager BP Berau Ltd Herbiana Wintawati mengatakan, BP sudah lebih dulu memanfaatkan e-commerce yang dibangun khusus oleh penyedia barang. Berkat pemanfaatan tersebut, perusahaan mampu melakukan efisiensi sekitar 40 persen sampai dengan 90 persen dalam proses pengadaan barang.
“Dengan adanya IOG e-Commerce ini peluang bagus karena satu platform yang disediakan SKK Migas ini menjadi marketplace terpadu yang bisa digunakan KKKS dan penyedia barang,” kata Herbiana.