Bisnis.com, JAKARTA - Kuota impor beras tahun depan diperkirakan lebih dari 2 juta ton, hal ini merupakan antisipasi dampak berkepanjangan El Nino.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan proyeksi kuota penugasan impor beras 2024 lebih dari 2 juta ton itu akan mempertimbangkan cuaca dan produksi beras dalam negeri.
Adapun kuota impor beras 2 juta ton di tahun depan tersebut di luar kuota impor tambahan 1,5 juta ton di 2023.
"Pak presiden juga sampaikan, kuota untuk impor, artinya kuota ya jangan dikatakan pasti impor. Untuk jamin keamanan, Bulog dikasih penugasan seperti tahun ini, untuk tahun depan yaitu mengimpor 2 juta ton," ujar Buwas saat meninjau bongkar muatan beras impor asal Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (12/10/2023).
Apabila El Nino terjadi berkepanjangan hingga tahun depan, kata Buwas, pemenuhan stok beras dipastikan disiapkan dari impor. "Jadi walaupun kita dapat kuota seadanya 2 juta [ton] bisa saja lebih," ucap Buwas.
Kendati demikian, menurut Buwas, apabila panen raya di Maret-April 2024 bagus, maka impor tidak perlu dilakukan. Pasalnya, dia menyebut bahwa importasi beras selama ini bukan tanpa risiko. Mengingat anggaran untuk impor didapat Bulog melalui pinjaman bank.
Baca Juga
"Ngapain capek-capek kita impor kalau produksinya ada. Impor itu risikonya gede, kita pinjam uang dengan bunga komersial. Kalau enggak dipakai, akan rusak beras ini. Ada masa pakainya," bebernya.
Adapun saat ini stok beras Bulog ada 1,6 juta ton akan digunakan untuk bantuan pangan hingga November dan operasi pasar (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan/SPHP) sebanyak 800.000-900.000 ton sehingga menyisakan 700.000 ton di akhir tahun.
Lebih lanjut, ihwal tambahan kuota impor akhir 2023 sebanyak 1,5 juta ton, Buwas memperkirakan akan terealisasikan hanya sekitar 500.000 ton di Desember 2023. Menurutnya, tambahan 500.000 ton beras impor akan menjadikan stok beras di Bulog di akhir tahun mencapai 1,2 juta ton.
Menurut hitungan Buwas, stok 1,2 juta ton di akhir 2023 bakal cukup untuk memenuhi program bantuan pangan dan stabilisasi di Januari-Maret 2024. Kendati begitu, pemerintah disebut tak mau ambil risiko terhadap stok cadangan beras pemerintah dari produksi yang belum pasti.
"Tapi kita enggak mau ambil risiko. Manakala memang prediksinya kurang ya kita datangkan sesuai kekurangannya itu," kata Buwas.