Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat impor bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin terus meningkat seiring peningkatan konsumsi BBM dalam negeri.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut, terdapat kenaikan impor bensin sekitar 15 juta barel dalam kurun waktu 7 tahun atau sepanjang 2015 sampai 2022.
“Sebagian besar kebutuhan bahan bakar dalam negeri berasal dari impor, khususnya bensin. Impor bensin meningkat dari sekitar 123 juta barel pada tahun 2015 menjadi 138 juta barel pada tahun 2022,” kata Arifin dalam acara Sustainable Mobility Etanol Talk 2023, Senin (9/10/2023).
Peningkatan impor tersebut, kata Arifin, seiring dengan naiknya konsumsi BBM di Indonesia. Kementerian ESDM mencatat konsumsi BBM pada tahun 2022 setidaknya mencapai lebih dari 1.100 thousand barrels of oil equivalent (mboe). Angka tersebut mengalami peningkatan 30 persen dibandingkan 2012 lalu.
“[Peningkatan konsumsi BBM] didorong oleh kuatnya kebutuhan di sektor industri dan transportasi,” ujarnya.
Arifin mengatakan, tingginya ketergantungan terhadap impor BBM tentunya dapat membahayakan ketahanan energi nasional ke depan.
Baca Juga
Untuk mengurangi ketergantungan impor BBM dan mencapai ketahanan energi nasional, Arifin menyampaikan bahwa pemerintah mendorong pengembangan sumber energi lokal yang berkelanjutan dan bisa diakses, seperti biofuel.
“Penerapan program biofuel juga dimaksudkan untuk menurunkan emisi hingga 31,9 persen di bawah BAU [business as usual] pada tahun 2030,” tutur Arifin.