Bisnis.com, JAKARTA - PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka bersama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) disebut tengah mengembangkan rangkaian kereta cepat buatan dalam negeri bernama Kereta Cepat Merah Putih.
Mengutip unggahan video pada kanal YouTube resmi LPDP RI pada Jumat (6/10/2023) kereta ini disebut akan menghubungkan Jakarta-Surabaya melalui jalur utara dengan rute Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya.
Produksi Kereta Cepat Merah Putih nantinya akan dilakukan oleh PT Inka. Kereta cepat buatan dalam negeri ini ditargetkan rampung diproduksi pada 2025 dan melakukan uji coba pada 2026. Departemen Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga turut ambil bagian dalam membuat rancang bangun dan prototyping Kereta Cepat Merah Putih.
Ketua Tim Peneliti Rancang Bangun dan Proyotyping Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Agus Windharto menjelaskan, pengembangan kereta cepat buatan anak bangsa ini dimulai pada 2019.
Agus mengatakan dirinya mendapatkan pendanaan RISPRO (Riset Inovatif Produktif) Kompetisi sebesar Rp4,89 miliar selama 3 tahun untuk melakukan rancang bangun dan prototyping kereta cepat Indonesia. Pendanaan tersebut sempat diperpanjang karena adanya pandemi Covid-19.
Dia menuturkan riset yang selesai dilakukan adalah melingkupi pengerjaan desain envelope cabin dan kokpit. Selain itu, studi human factors engineering, ergonomics, pengujian aerodinamis, serta perancangan dan pengujian struktur car body juga dilakukan.
Baca Juga
Adapun, Agus tidak merinci secara detail kecepatan maksimal kereta cepat buatan dalam negeri. Dia menjelaskan Kereta Cepat Merah Putih akan memiliki kecepatan maksimal di atas kereta-kereta konvensional yang ada di Indonesia saat ini di kisaran 80 km/jam hingga 120 km/jam.
Dengan asumsi kecepatan tersebut, Agus menuturkan waktu tempuh Jakarta-Surabaya dengan kereta Argo Bromo Anggrek yang dahulu memakan waktu 12 hingga 13 jam kini dapat ditempuh dalam waktu sekitar 8 jam.
“Nah dengan kereta cepat ini seandainya nanti diimplementasikan bisa ditempuh dalam waktu 3 jam 40 menit," kata Agus dalam dikutip dari kanal YouTube LPDP RI.
Dia melanjutkan, pengembangan kereta cepat akan berdampak pada akselerasi penguasaan teknologi, baik pada tingkat perguruan tinggi, instansi pemerintah, hingga PT Inka sebagai manufaktur.
Agus menuturkan, ke depannya Indonesia tidak lagi bergantung pada luar negeri dalam pembangunan kereta cepat. Pasalnya, komponen-komponen moda transportasi ini sudah bisa diproduksi di Indonesia.
“Jadi di sini kita akan ada lompatan teknologi dengan kita masuk ke domain kereta cepat ini," tuturnya.