Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cadangan Devisa RI Masih Berpotensi Naik hingga Akhir Tahun, Ini 3 Pendorongnya

3 pendorong cadangan devisa RI yang diprediksi masih berpotensi naik hingga akhir tahun
Ilustrasi cadangan devisa Indonesia dalam mata uang dolar AS/Dok. Bank Indonesia
Ilustrasi cadangan devisa Indonesia dalam mata uang dolar AS/Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Cadangan devisa Indonesia diperkirakan masih berpotensi mengalami peningkatan hingga akhir tahun.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa di satu sisi, prospek penurunan cadangan devisa dipengaruhi oleh adanya risiko penurunan surplus perdagangan yang memicu defisit transaksi berjalan di tengah penurunan harga komoditas.

Di sisi lain, menurutnya penerapan instrumen Term Deposit (TD) Valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) Bank Indonesia (BI) untuk menampung minimal 30 persen hasil ekspor selama 3 bulan di dalam negeri diharapkan dapat mengendalikan cadangan devisa.

“Selain itu, kami masih memperkirakan bahwa bahwa ketidakpastian terkait arah suku bunga the Fed ke depan dapat berkurang pada pertemuan FOMC bulan November 2023, dan ruang penurunan suku bunga mungkin terbuka pada 2024,” katanya kepada Bisnis, Jumat (6/10/2023).

Kondisi ini kata Josua dapat mengubah risk appetite investor, sehingga berpotensi mendorong arus modal masuk ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia. 

“Instrumen lainnya, yakni SRBI [Sekuritas Rupiah Bank Indonesia] juga diperkirakan dapat mendorong arus modal asing masuk pada akhir tahun,” jelasnya.

Secara keseluruhan, Josua memperkirakan cadangan devisa akan mencapai kisaran US$133 miliar hingga US$138 miliar pada akhir 2023.

Sementara itu, nilai tukar rupiah diperkirakan akan ditutup pada kisaran Rp15.300 hingga Rp15.500 per dolar AS pada akhir 2023.

Adapun, BI mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada September 2023 turun menjadi U$134,9 miliar, dari US$137,1 miliar pada Agustus 2023.

Penurunan cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh pelunasan utang luar negeri pemerintah dan perlunya stabilitas nilai tukar rupiah sebagai respons dari meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global. 

BI menyatakan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Selain itu, posisi cadangan devisa pada September 2023 pun dinilai mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper