Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diduga Golongan Psikotropika, Kemendag: Belum Ada Larangan Ekspor Kratom

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi menyebut bahwa kegiatan ekspor kratom secara legal formal belum dilarang.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023)/Bisnis-Ni Luh Anggela
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023)/Bisnis-Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih berhati-hati dalam membahas ekspor kratom lantaran status dari tanaman itu sendiri masih belum jelas apakah termasuk dalam golongan psikotropika atau tidak.

Meski demikian, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi menyebut bahwa kegiatan ekspor kratom  telah dilakukan jika merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS). Apalagi kratom masuk ke dalam list yang tidak diatur ekspornya.

“Kalau dilihat dari angkanya ternyata ada [ekspor kratom]. Nah, ini mungkin menjelaskan bahwa memang secara legal formal belum dilarang, tapi kami pun hati-hati melakukan itu karena memang, dari kami tidak ada surat persetujuan ekspornya ya, hanya masuk ke list yang memang tidak diatur ekspornya,” jelas Didi di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023).

Menurut data BPS yang diolah Kemendag, nilai ekspor kratom Indonesia sempat turun dari US$16,23 juta pada 2018 menjadi US$9,95 juta pada 2019. 

Nilai ekspor kratom kembali meningkat pada 2020, yakni US$13,16 juta dan terus menunjukkan tren meningkat hingga 2022. 

Kinerja ekspor yang positif ini terus berlanjut pada 2023. Tercatat sepanjang Januari-Mei 2023, nilai ekspor kratom Indonesia tumbuh 52,04 persen menjadi US$7,33 juta.

Sementara itu, secara volume, sejak 2018 hingga 2021 selalu mengalami penurunan dengan tren pelemahan sebesar -14,81 persen. Lalu pada 2022, volume ekspor kratom mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 87,90 persen menjadi 8.210 ton.

Pertumbuhan yang positif itu berlanjut pada periode Januari-Mei 2023 dengan nilai pertumbuhan sebesar 51,49 persen, bila dibandingkan periode yang sama pada 2022.

Kemudian, jika melihat negara tujuan utama ekspor kratom Indonesia, Amerika Serikat menempati urutan pertama pada periode Januari-Mei 2023, yakni sebesar US$4,86 juta, diikuti Jerman US$0,61 juta, India US$0,44 juta, dan Republic Czech US$0,39 juta.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan sebelumnya telah merestui dan mendukung ekspor kratom lantaran potensinya yang cukup tinggi di pasar global.

“Saya tentu saja kalau ada yang mau ekspor, yang penting petani dapat dolar, senang, makmur, tidak apa-apa,” kata Zulhas pada akhir Agustus 2023.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyebut bahwa belum ada larangan terkait perdagangan kratom hingga saat ini. Oleh karena itu, menurut dia, jika Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang penggunaan kratom sebagai suplemen maupun obat herbal, hal tersebut tak menjadi hambatan untuk Indonesia mengekspor kratom. 

“Orang Amerika Serikat datang ke kami mau beli ini [kratom] bisa nggak? Bisa saja kan belum dilarang. Kalau nanti ada yang sakit bukan urusan kita,” ujarnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper