Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Potensi Ekspor, Moeldoko Dukung Kerja Sama Asosiasi Kratom AS dan Koprabuh

Moeldoko menyambut baik rencana kerja sama terkait ekspor kratom dari Indonesia ke AS, kendati masih dibayangi legalitas tanaman herbal.
Moeldoko menyambut baik rencana kerja sama terkait ekspor kratom dari Indonesia ke AS, kendati masih dibayangi legalitas tanaman herbal. Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko /KSP
Moeldoko menyambut baik rencana kerja sama terkait ekspor kratom dari Indonesia ke AS, kendati masih dibayangi legalitas tanaman herbal. Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko /KSP

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kantor Staf Presiden (KSP) mengapresiasi tawaran kerja sama untuk mengembangkan kratom sebagai tanaman herbal komoditas ekspor yang bermanfaat untuk kesehatan. 

Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan bahwa tawaran kerjasama ini diinisiasi oleh American-Indonesian Chamber of Commerce, American Kratom Association (AKA) dan Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (KOPRABUH). 

Dia mengatakan bahwa kedua belah pihak sepakat bahwa kratom bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi kedua negara.

"Oleh karenanya, kami sepakat menjadikan kratom sebagai komoditas ekspor. Ini sangat dimungkinkan untuk dilakukan karena dalam Permendag Nomor 18 tahun 2021, kratom tidak termasuk barang yang dilarang ekspor,”ujarnya, dikutip melalui rilis resmi KSP, Senin (8/8/2022).

Meski begitu, Moeldoko tidak memungkiri bahwa masih ada perbedaan pendapat tentang kratom utamanya karena Badan Narkotika Nasional (BNN) masih mengkategorikan kratom sebagai zat adiktif. 

"Perlu ada joint research antara institusi pendidikan Amerika Serikat dan Indonesia. Penyebabnya, AS khususnya Universitas John Hopkins, sudah lama melakukan riset tentang kratom, sedangkan Indonesia punya barangnya. Harapannya, kolaborasi riset ini akan bermanfaat bagi dunia," ujar Moeldoko. 

Sementara itu, Senator Curt Bramble dari negara bagian Utah menyatakan bahwa Kratom telah menjadi salah satu komoditas penting di Amerika Serikat sebagai salah satu obat yang mampu mengurangi rasa sakit dan mengurangi gangguan kecemasan, pengganti opium yang sangat adiktif.

"Kratom adalah produk alami yang aman, namun tantangannya adalah kratom sering sekali terkontaminasi oleh bakteri E. Coli, Salmonella dan logam berat. Jadi saya harap dari pertemuan ini, kita akan mendapatkan pemahaman yang sama tentang kratom," kata Bramble.

Dia berharap akan ada regulasi di Indonesia untuk menjamin keamanan kratom yang akan diekspor ke Amerika Serikat

Sekadar informasi, Kratom sendiri merupakan tanaman tropis yang banyak ditemui di wilayah Malaysia, Thailand dan Indonesia. Tanaman herbal ini pun banyak tumbuh di Kalimantan, khususnya di wilayah Kalimantan Barat.

Masyarakat Kalimantan Barat mulai membudidayakan tanaman yang mampu tumbuh di daerah rawa ini sejak 2010. Saat ini, luas lahan kratom di Kalimantan Barat adalah seluas 11.384 Ha dengan yang tersebar di 23 kecamatan dan 282 desa. Sebanyak 200,000 kepala keluarga di Provinsi Kalbar sangat bergantung dengan industri kratom.

Indonesia pun diketahui masih belum memiliki regulasi tentang tata niaga dan tata kelola kratom. Padahal, kratom diyakini merupakan salah satu komoditas ekspor yang cukup besar dan berpotensi mendatangkan keuntungan ekonomi bagi negara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper