Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Area Migas Tak Tergarap, Ekonom: Iklim Investasi Belum Menarik

Banyaknya area tak tergarap (sleeping area) di sejumlah blok migas dinilai sebagai indikasi bahwa investasi hulu migas dalam negeri belum menarik.
Blok migas/Ilustrasi
Blok migas/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom Energi sekaligus pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai adanya area tak tergarap (sleeping area) dari sejumlah blok migas menunjukkan iklim investasi hulu migas di dalam negeri belum kompetitif. 

Menurut Pri, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) belum menaruh prioritas pada investasi hulu migas di dalam negeri.

“Kalau tidak menarik secara keekonomian, birokrasi susah, pasti mereka akan pilih yang lebih mudah yang nyaman untuk mereka investasi itu mungkin tidak ada di sini,” kata Pri, Rabu (4/10/2023).

Dengan demikian, Pri berpendapat, pemerintah mesti memperbaiki iklim investasi serta perizinan dari industri hulu minyak dan gas (migas) untuk dapat menarik prioritas investasi dari KKKS terkait dengan pengembangan beberapa lapangan konsesi mereka tersebut.

Di sisi lain, dia mengatakan, pemerintah masih bergantung sepenuhnya dari realisasi investasi KKKS untuk mengembangkan lapangan migas. Artinya, kata dia, banyaknya lapangan migas yang tidak tergarap dari KKKS bakal merugikan pemerintah. 

“Kalau itu tidak diambil, tidak dikembangkan yang rugi kan pemerintah sendiri, itu menunjukkan pada titik tertentu ada ketergantungan dari kita untuk menggarap itu,” kata dia. 

Diberitakan sebelumnya, SKK Migas meminta pengembalian sejumlah lapangan migas potensial dari beberapa blok migas eksplorasi yang dinilai tidak menjalankan komitmen pengembangan. 

SKK Migas mengidentifikasi terdapat delapan blok migas atau wilayah kerja (WK) dengan lapangan yang tidak dikembangkan atau sleeping area dalam kurun waktu 2020 sampai dengan paruh pertama tahun ini. 

“WK Muturi dan Wiriagar telah dilakukan rekomendasi pengembalian sleeping area di WK tersebut,” kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro saat dikonfirmasi, Rabu (4/10/2023). 

Selain dua WK itu, SKK Migas juga tengah mengevaluasi potensi pengembalian sebagian sleeping area yang ada di WK Pertamina EP. 

Sementara itu, lima WK lainnya, seperti Corridor, Selat Panjang, Kasuri, West Air Komering dan Sampang tidak direkomendasikan untuk dikembalikan setelah evaluasi yang dilakukan otoritas hulu migas. 

Alasannya, kata Hudi, sejumlah sleeping area yang berada di WK itu baru mendapatkan perpanjangan dengan komitmen eksplorasi. Selain itu, beberapa lapangan, dari WK Kasuri, West Air Komering, dan Sampang belakangan mulai serius untuk mengembangkan konsesi mereka. 

“Sehingga sleeping area di WK tersebut belum direkomendasikan kembali,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper