Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK migas) meminta pengembalian sejumlah lapangan migas potensial dari beberapa wilayah kerja (WK) eksplorasi yang dinilai tidak menjalankan komitmen pengembangan.
SKK Migas mengidentifikasi terdapat delapan WK dengan lapangan yang tidak dikembangkan atau sleeping area dalam kurun waktu 2020 sampai dengan paruh pertama 2023.
“WK Muturi dan Wiriagar telah dilakukan rekomendasi pengembalian sleeping area di WK tersebut,” kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro saat dikonfirmasi, Rabu (4/10/2023).
Selain dua WK milik British Petroleum (BP) tersebut, SKK Migas juga tengah mengevaluasi potensi pengembalian sebagian sleeping area yang ada di WK Pertamina EP.
Sementara itu, lima WK lainnya, seperti Corridor, Selat Panjang, Kasuri, West Air Komering, dan Sampang tidak direkomendasikan untuk dikembalikan setelah evaluasi yang dilakukan otoritas hulu migas awal tahun ini.
Alasannya, kata Hudi, sejumlah sleeping area yang berada di WK itu baru mendapatkan perpanjangan dengan komitmen eksplorasi. Selain itu, beberapa lapangan, seperti WK Kasuri, West Air Komering, dan Sampang belakangan mulai serius untuk dikembangkan.
Baca Juga
“Sehingga sleeping area di WK tersebut belum direkomendasikan untuk dikembalikan,” kata dia.
Sementara itu, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Noor Arifin Muhammad mengatakan, kementeriannya selalu mengevaluasi kinerja KKKS dalam menjalankan komitmen eksplorasi atas blok yang telah dimenangkan.
Ihwal sejumlah sleeping area dari beberapa blok migas, Noor menerangkan, kementeriannya masih mengevaluasi laporan yang disampaikan SKK Migas.
“Sedang proses monitoring dan evaluasi, nanti kami update kalau sudah selesai,” kata Noor saat dikonfirmasi.
Sampai dengan akhir 2022, terdapat 51 WK eksplorasi migas konvensional dan 18 WK eksplorasi migas non-konvensional, di mana terdapat 40 WK eksplorasi migas konvensional dan 5 WK eksplorasi migas non-konvensional yang aktif, 2 WK eksplorasi migas non-konvensional menunggu kebijakan pemerintah, 1 WK eksplorasi migas konvensional menunggu tindaklanjut kontraktor KKS, serta 21 WK yang sedang dalam proses terminasi.
Dari seluruh WK eksplorasi yang aktif, terdapat 17 WK yang menggunakan kontrak bagi hasil gross split, dan sisanya menggunakan cost recovery.