Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Dinilai Perlu Atur Ulang Fokus Pengelolaan Blok Migas

SKK Migas menagih kembali area tak tergarap (sleeping area) yang ada di sejumlah wilayah kerja (WK) migas, salah satunya yang dikelola PT Pertamina EP.
Blok migas/Ilustrasi
Blok migas/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Pertamina dinilai perlu fokus cukup pada pengelolaan lapangan-lapangan migas yang memiliki skala besar dan mengembalikan area-area tak tergarap kepada pemerintah. 

Adapun, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menagih kembali area tak tergarap (sleeping area) yang ada di sejumlah wilayah kerja (WK) migas, salah satunya yang dikelola PT Pertamina EP. 

Terkait hal tersebut, Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal berpendapat masih banyak sleeping area yang saat ini berada di konsesi migas milik Pertamina EP. Malahan, Moshe memproyeksikan sekitar 60 persen sampai dengan 70 persen konsesi Pertamina belum dimanfaatkan. 

“Padahal potensinya banyak, usulan kita dari awal Pertamina tolong hanya fokus pada lapangan yang besar-besar saja, yang tidak dikelola Pertamina itu dikembalikan ke pemerintah,” kata Moshe, Rabu (4/10/2023). 

Di sisi lain, Moshe menambahkan, investor swasta belakangan juga keberatan dengan kerja sama lapangan migas Pertamina lewat skema kerja sama operasi atau KSO. Menurut dia, bentuk kerja sama itu tidak menarik buat pengembang swasta. 

Dia menilai positif langkah SKK Migas untuk mengevaluasi kembali sejumlah sleeping area dari beberapa WK besar saat ini, termasuk Pertamina EP. Menurut dia, lapangan-lapangan yang tidak dikembangkan itu memiliki potensi cadangan yang terbilang besar. 

“Pertamina EP yang besar perkiraan kita lebih dari 60 persen sampai 70 persen itu justru tidak dimanfaatkan secara optimal dan potensinya luar biasa besarnya,” kata dia. 

Diberitakan sebelumnya, SKK Migas mengambil kembali sejumlah lapangan migas potensial dari beberapa wilayah kerja eksplorasi yang dinilai tidak menjalankan komitmen pengembangan. 

SKK Migas mengidentifikasi terdapat delapan WK dengan lapangan yang tidak dikembangkan atau sleeping area dalam kurun waktu 2020 sampai dengan paruh pertama tahun ini. 

“WK Muturi dan Wiriagar telah dilakukan rekomendasi pengembalian sleeping area di WK tersebut,” kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro saat dikonfirmasi, Rabu (4/10/2023). 

Selain dua WK itu, SKK Migas juga tengah mengevaluasi potensi pengembalian sebagian sleeping area yang ada di WK Pertamina EP. 

Sementara itu, lima WK lainnya, seperti Corridor, Selat Panjang, Kasuri, West Air Komering dan Sampang tidak direkomendasikan untuk dikembalikan setelah evaluasi yang dilakukan otoritas hulu migas. 

Alasannya, kata Hudi, sejumlah sleeping area yang berada di WK itu baru mendapatkan perpanjangan dengan komitmen eksplorasi. Selain itu, beberapa lapangan, dari WK Kasuri, West Air Komering dan Sampang belakangan mulai serius untuk mengembangkan konsesi mereka. 

“Sehingga sleeping area di WK tersebut belum direkomendasikan kembali,” kata dia. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper