Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Miris! Jokowi: Pasar Digital Indonesia Besar, Tetapi Dijajah Barang Impor

Jokowi menilai bahwa Indonesia merupakan pasar digital yang besar dengan total konsumen mencapai 123 juta, namun dijajah barang impor.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV dan alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV Tahun 2023 Lemhannas RI di Istana Negara, Rabu (4/10/2023). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV dan alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV Tahun 2023 Lemhannas RI di Istana Negara, Rabu (4/10/2023). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/aww.

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai bahwa Indonesia merupakan pasar digital yang besar dengan total konsumen mencapai 123 juta dan potensi perdagangan digital hingga Rp 11.250 triliun.

Hal ini disampaikannya usai menghadiri pengarahan kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) Ke-24 dan Alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) Ke-65 tahun 2023 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI di Istana Negara, Rabu (5/10/2023).

Sayangnya, dia mengatakan bahwa di tengah potensi besar tersebut, Indonesia masih jadi sasaran produk impor dengan 90 persen produk di perniagan elektrik (e-commerce) yang merupakan barang impor.

"Ada 123 juta tadi konsumen kita, tetapi kita hanya jadi konsumen dan 90 persen hati-hati barangnya barang impor lebih bahaya lagi bukan produk kita sendiri. Kalau produk kita sendiri kita taruh di e-commerce masih bagus. Tapi 90 persen barang-barang impor," katanya dalam forum tersebut.

Lebih lanjut, dia melanjutkan produk impor kian mengancam produk dalam negeri lantaran meneraplan taktik memberikan harga yang sangat murah. Apalagi, pemilik aplikasi membakar uang untuk memberikan diskon.

Jokowi pun mengaku sempat menemukan harga baju hanya dipatok di harga Rp5.000 sehingga membuat masyarakat kian kecanduan belanja produk import untuk mengejar harga murah. Padahal, menurutnya aplikasi tersebut berpeluang menguasai data dan perilaku pasar di Indonesia.

"Ini harganya sangat murah, bahkan baju kemarin ada yang dijual cuma Rp5.000, artinya di situ ada predatory pricing mulai bakar uang yang mulai menguasai data, menguasai perilaku. Ini semua kita harus mengerti mengenai ini," pungkas Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper