Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mengungkapkan bahwa pembahasan mengenai rencana merger dengan PT Pelita Air Service (Pelita Air) akan rampung pada Desember 2023.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan Garuda Indonesia Group bersama dengan Pelita Air telah membentuk tim project management office (PMO) untuk membahas kelanjutan rencana merger tersebut.
"PMO team yang didesain oleh Kementerian BUMN itu tenggat waktunya 30 Desember, tentu saja artinya kita harap itu bisa selesai sebelum akhir tahun," jelasnya saat ditemui di Jakarta, Rabu (28/9/2023).
Lebih lanjut irfan menjelaskan, PMO team tersebut membahas mengenai segala urusan menjelang merger mulai dari transaksi finansial, legal, hingga implikasi dari kedua perusahaan tersebut apabila nantinya proses merger benar-benar terealisasi.
Upaya merger antara Garuda Indonesia bersama dengan Pelita Air dilakukan untuk meningkatkan kolaborasi antar perusahaan BUMN.
"Dalam perjalanannya, nampaknya pemilik dalam ini Kementerian BUMN sering diskusi dengan Pelita, dan kayaknya jauh lebih bagus daripada berkompetisi sesama BUMN jadi lebih baik kolaborasi pakai usaha merger," pungkas Irfan.
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjelaskan rencana merger tiga maskapai BUMN merupakan salah satu upaya agar biaya logistik di Indonesia terus menurun sehingga semakin meringankan dunia bisnis.
Dia mendorong efisiensi terus menjadi agenda utama pada perusahaan-perusahaan milik negara. Erick mencontohkan merger yang dilakukan pada PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo dari sebelumnya memiliki empat perusahaan menjadi satu.
Hal tersebut, lanjutnya, berdampak pada penurunan biaya logistik dari sebelumnya mencapai 23 persen, menjadi 11 persen. "Kami juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," ungkapnya beberapa waktu lalu.