Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut bahwa rencana investasi Xinyi Group di Pulau Rempang berpotensi mulai direalisasikan pada awal 2024.
Luhut mengatakan, rencana investasi produsen kaca dan panel surya dari China tersebut akan direalisasikan jika permasalahan penggeseran warga Pulau Rempang yang terkena dampak dapat terselesaikan sebelum Februari 2024. Meski demikian, dirinya menyampaikan pemerintah tidak terburu-buru dalam menyelesaikan masalah di Rempang.
“Setelah itu groundbreaking, bisa saja [investasi Xinyi] dimulai awal tahun depan,” kata Luhut, Selasa (26/9/2023) malam.
Menurut Luhut, komitmen Xinyi untuk berinvestasi di Indonesia masih tidak berubah dan masih berkomunikasi dengan baik dengan pemerintah Indonesia.
“Kita punya tugas masing-masing mereka siapkan investasinya teknologinya, kita siapin lahan dan infrastrukturnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Luhut mengatakan bahwa pemerintah saat ini terus menjalani arahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar semua berjalan tanpa ada pihak yang dirugikan.
Baca Juga
Luhut pun menegaskan bahwa permasalahan warga di pulau Rempang akan diselesaikan dengan menguntungkan kedua belah pihak.
"Makanya kita berikan opsi kepada rakyat dengan baik. Mereka kan juga tidak semua yang miliki sertifikat tanah disana seperti Mandalika, pokoknya tidak ada ganti rugi tapi ganti untung,” ucap Luhut.
Diketahui bahwa pemerintah batal merelokasi warga Pulau Rempang ke Pulau Galang. Warga lokal yang terkena dampak dari rencana investasi Xinyi Group hanya akan digeser ke daerah lain yang masih dalam satu kawasan di Pulau Rempang.
Adapun, revitalisasi Pulau Rempang akan diarahkan untuk menjadi kawasan yang mencakup sektor industri, perdagangan, hunian, dan pariwisata yang terintegrasi.
Dari 17.000 hektare, hanya 7.000 hektare yang akan dikelola, sedangkan 10.000 hektare lainnya merupakan kawasan hutan lindung. Untuk tahap pertama, pembangunan kawasan industri akan dilakukan pada luas lahan sekitar 2.000-2.500 hektare.
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Untuk tahap awal, pengembangan kawasan ini sudah diminati oleh Xinyi Group yang akan berinvestasi untuk pembangunan pabrik kaca dan panel surya terintegrasi senilai US$11,5 miliar atau setara Rp174 triliun.