Bisnis.com, JAKARTA -- Berbagai bank sentral telah mengumumkan keputusan suku bunga terbaru untuk meredam inflasi dalam negerinya serta menjaga nilai tukar. Setiap bank sentral menjalankan kebijakan berbeda untuk meredam panasnya ekonomi dan menjawab tantangan moneter negaranya.
Contohnya, seperti Federal Reserve (The Fed), Bank of England (BOE), People's Bank of China (PBOC), Reserve Bank of Australia (RBA) dan Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga yang ada di level tinggi.
Terdapat proyeksi yang berbeda tiap negara. Beberapa bank sentral juga masih membuka opsi kenaikan di pertemuan masa depan.
Untuk lebih rincinya, berikut informasi terkini yang telah Bisnis rangkum dalam informasi yang dikumpulkan sepekan ini, yakni sejak 19 -25 September 2023.
Kebijakan Federal Reserve (The Fed)
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menjelaskan pada hari Rabu (20/9/23) bahwa bank sentral hampir selesai dalam menaikkan suku bunga. Namun, pesan lebih kuat datang dari rekan-rekannya yang mengatakan biaya pinjaman harus tetap tinggi dalam jangka waktu yang lama, karena adanya pemulihan ekonomi yang kembali kuat.
Baca Juga
Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 19-20 September 2023, suku bunga The Fed tetap berada dalam kisaran 5,25-5,5 persen.
“Ketidakpastian ekonomi dan gangguan dari pemogokan Serikat Pekerja Otomotif AS (United Auto Workers/UAW) dan penutupan pemerintah (shutdown) yang membayangi dapat mendorong The Fed untuk menunda kenaikan hingga 2024 - atau bahkan membatalkannya sama sekali,” jelas Kepala Ekonom AS Bloomberg, Anna Wong, dalam membahas risiko di masa depan.
Tak hanya itu, The Fed juga memangkas 300 staff sepanjang 2023. Pengurangan jumlah ini kecil namun langka menimbang bank sentral telah tumbuh stabil sejak 2010.
Kebijakan Bank Sentral China (People's Bank of China/PBOC)
China mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada Rabu (20/9). Hal ini sesuai ekspektasi lantaran terdapatnya tanda stabilisasi ekonomi dan pelemahan yuan yang mengurangi kebutuhan akan pelonggaran moneter dengan segera.
Tingkat suku bunga dasar pinjaman satu tahun (LPR) tetap sebesar 3,45 persen. Tingkat suku bunga dasar pinjaman lima tahun juga tidak berubah pada 4,20 persen.
PBOC juga diketahui melanjutkan janji Perdana Menteri Li Qiang untuk lebih membuka ekonomi negaranya terhadap investor asing, dengan menemui perwakilan lembaga asing seperti JPMorgan Chase & Co., HSBC Holdings Plc., Deutsche Bank AG, BNP Paribas, UBS Group AG dan Tesla untuk menjelaskan kebijakan yang sedang diambil.
Dapat diketahui, kepercayaan perusahaan-perusahaan asing terhadap China telah menurun karena ketegangan antara barat, dan ambiguitas peraturan di China.
PBOC juga menuturkan bahwa mereka memiliki ruang kebijakan yang cukup untuk mendukung pemulihan ekonomi. Hal ini diungkapkan oleh kepala departemen kebijakan moneter PBOC, Zou Lan.
Tak hanya itu, PBOC juga berjanji untuk menggunakan berbagai cara untuk menjaga likuiditas tetap cukup.
European Central Bank (ECB)
Baru-baru ini Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde pada Senin (25/9) mengutarakan bahwa biaya pinjaman akan tetap tinggi selama diperlukan untuk menghadapi harga konsumen, walaupun perekonomian sedang dalam kesulitan.
Dapat diketahui, ECB pada Kamis (14/9) kembali menaikkan suku bunga dan suku bunga pinjaman masing-masing sebesar 25 bps. Suku bunga September 2023 naik menjadi 4,5 persen dan suku bunga simpanan menjadi 4 persen.
Menurut anggota dewan pemerintahan, Pablo Hernandez de Cos, Inflasi di zona euro seharusnya kembali mencapai target ECB jika biaya pinjaman tetap berada pada tingkat 4 persen untuk beberapa waktu.