Kebijakan Bank Sentral Inggri Hingga Australia
Para investor kemudian bertanya-tanya seberapa lama tingkat 4 persen tetap bertahan, mengingat perekonomian yang stagnan dan para politisi yang berkonflik mengenai dampaknya terhadap pertumbuhan.
Kini pasar juga bertaruh bahwa pemotongan suku bunga pertama akan terjadi pada Juli mendatang. Pejabat ECB juga belum memberikan kejelasan mengenai jadwal yang mereka preferensikan.
Bank of England (BOE)
Dapat diketahui, Bank of England (BOE) mengakhiri serangkaian kenaikan suku bunga, dengan menahan suku bunga tetap pada pertama kali sejak Desember 2021. Keputusan ini diambil setelah inflasi melambat secara tidak terduga.
Komite kebijakan moneter bank memutuskan mempertahankan suku bunga pada tingkat sebesar 5,25 persen.
Baca Juga
Gubernur BOE, Andrew Bailey tidak ingin berkomentar mengenai kemungkinan langkah-langkah di masa depan. Namun ia mengatakan bahwa sangat prematur untuk menurunkan suku bunga.
BOE juga memangkas proyeksi pertumbuhan perekonomian Inggris, dengan proyeksi untuk Juli-September 2023 menjadi hanya 0,1 persen. Bank juga memperingatkan bahwa pertumbuhan selama sisa tahun ini akan lebih lambat dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Pasar properti di Britania Raya sendiri juga mencetak rekor baru, dengan biaya sewa yang tumbuh dengan rekor tercepat setidaknya dalam satu dekade. Penjual rumah juga menaikkan harga jual untuk pertama kalinya dalam empat bulan.
Bank of Japan (BOJ)
Gubernur BOJ Kazuo Ueda, tetap dengan sikap hati-hati mengenai prospek inflasi, memperkuat pesan bahwa akhir dari suku bunga negatif masih belum segera datang.
BOJ tetap mempertahankan suku bunga jangka pendek sebesar minus 0,1 persen dan target suku bunga obligasi sekitar 0 persen pada pertemuan dua hari yang berakhir pada Jumat (22/9).
Bank sentral tersebut tetap mempertahankan suku bunga sangat rendah dan berkomitmen mendukung ekonomi, hingga inflasi secara berkelanjutan dapat mencapai target 2 persen. Hal ini menunjukan bahwa BOJ tidak terburu-buru dalam menghentikan program stimulus masif mereka.
BOJ juga percaya bahwa tujuannya untuk mencapai inflasi sebesar 2 persen yang disertai dengan kenaikan upah belum terlihat.
Reserve Bank of Australia (RBA)
Bank sentral Australia (RBA) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tetap pada 4,1 persen selama tiga pertemuan berturut-turut, yakni pada pertemuan terakhir di bawah kepemimpinan Gubernur sebelumnya, Philip Lowe.
Pengganti Lowe sendiri yakni Michele Bullock, diperkirakan akan memiliki pendekatan serupa pada tanggal 3 Oktober 2023, dengan pasar yang memperkirakan adanya kenaikan suku bunga kembali pada awal 2024.
Dewan juga mencatat bahwa pertumbuhan produktivitas yang lemah dan inflasi harga jasa yang tinggi merupakan bukti dari kenaikan suku bunga. Namun, hal ini pada akhirnya tergantung oleh risiko bahwa efek dari siklus perketatannya yang baru dimulai pada Mei tahun lalu mungkin belum terasa.
Bank Indonesia (BI)
Bank Indonesia kembali menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 20-21 September 2023. Lewat pertemuan tersebut maka mencatatkan bahwa laju suku bunga acuan BI telah tertahan dalam delapan bulan berturut-turut.
Dapat diketahui bahwa suku bunga acuan BI telah mengalami tren peningkatan sebanyak 225 basis poin (bps) sejak pertengahan 2022 hingga awal tahun ini.
Ekonom Senior Bank Mandiri Faisal Rachman memandang bahwa BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di sisa tahun ini.
Senada dengan proyeksi tersebut, Ekonom Bank Danamon Irman Faiz juga memperkirakan bahwa BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan.Sumber: Bloomberg, Reuters, World Economic Forum