Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DJP Pede Penerimaan Pajak 2023 Capai Target, Bea Cukai Pesimistis

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) optimistis penerimaan pajak 2023 akan mencapai target Rp1.818 triliun, sementara Ditjen Bea Cukai justru pesimistis.
Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Ihsan Priyawibawa, Direktur Penerimaan dan Perencanaan Strategis DJBC Muhammad Alfah, Direktur PNBP SDA dan Kekayaan Negara Dipisahkan Rahayu Puspasari  saat Media Gathering Kemenkeu di Puncak, Bogor, Selasa (26/9/2023). JIBI/Feni Freycinetia
Direktur Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Ihsan Priyawibawa, Direktur Penerimaan dan Perencanaan Strategis DJBC Muhammad Alfah, Direktur PNBP SDA dan Kekayaan Negara Dipisahkan Rahayu Puspasari saat Media Gathering Kemenkeu di Puncak, Bogor, Selasa (26/9/2023). JIBI/Feni Freycinetia

Bea Cukai Pesimistis

Berbeda dengan Ditjen Pajak, Ditjen Bea Cukai (DJBC) justru memprediksi penerimaan kepabeanan tidak akan mencapai target pada tahun ini. Hal itu disampaikan oleh Direktur Penerimaan dan Perencanaan Strategis DJBC Muhammad Alfah. 

"Target penerimaan bea cukai tahun ini mungkin tidak akan tercapai Rp303,1 triliun, jadi hanya 99 persen dari target 2023," ujarnya. 

Namun, Alfah menilai target penerimaan kepabeanan bukan satu-satunya tujuan bagi DJBC. Pasalnya, Bea Cukai memiliki beberapa tujuan dan visi penting, antara lain sebagai industrial asisstant and facilitator, community protector, dan revenue gainer.  

"Kami berupaya melaksanakan tiga fungsi tadi dan menyesuaikan dengan kondisi perekonomian serta perkembangan yang terjadi saat ini," ujarnya. 

DJP Pede Penerimaan Pajak 2023 Capai Target, Bea Cukai Pesimistis

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat realisasi bea keluar hingga Agustus 2023 hanya mencapai Rp6,8 triliun. Dia menyampaikan bahwa realisasi tersebut turun drastis sebesar 80,3 persen jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama pada tahun lalu (year-on-year/yoy) yang mencapai Rp34,7 triliun.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa realisasi bea keluar yang turun disebabkan oleh harga CPO yang lebih rendah, dampak kebijakan flush out pada 2022, serta turunnya volume ekspor mineral.

“Bea keluar turun sangat drastis 80,3 persen terutama dari CPO yang tahun lalu ada aktivitas yang tidak berulang yaitu dilakukannya kebijakan flush out,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/9/2023).

Menurutnya, bea keluar tembaga juga turun signifikan sebesar 70 persen secara tahunan, yang dipengaruhi oleh turunnya volume ekspor tembaga sebesar 14,1 persen yoy.

Secara keseluruhan, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga Agustus 2023 tercatat sebesar Rp171,6 triliun atau mencapai 56,6 persen dari target APBN 2023. Realisasi tersebut turun sebesar 16,8 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Selain bea keluar, realisasi penerimaan dari cukai juga turun sebesar 5,6 persen, dimana penerimaan cukai hasil tembakau (CHT) yang sebesar Rp126,8 triliun turun 5,8 persen secara tahunan.

Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh produksi kumulatif CHT yang turun 5,7 persen secara tahunan hingga Juni 2023 dan tarif rata-rata tertimbang hanya naik 1,9 persen dari yang seharusnya 10 persen.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper